OTOMOTIFNET - Animo peserta dan tim untuk Moto2 sebanyak 25 tim dan jumlah starter hampir 40 peserta, membuat kelas ini sukses meraih menjaring peserta di tahun pertamanya. Tentu hal ini membuat penyelenggara GP series, yaitu DORNA merasa puas.
Faktor biaya yang lebih murah dibanding kelas 250cc, menjadi alasan paling kuat para peserta dan tim lebih memilih kelas ini. Apalagi penjenjangannya sangat jelas menuju kelas premier MotoGP. Karena Moto2 juga merupakan kelas protipe yang diperlombakan khusus untuk kelas di bawah MotoGP.
Akan tetapi ini menjadi ketakutan tersendiri Carmelo Ezpeleta, CEO MotoGP. Ezpeleta mengakui bahwa kelas Moto2 telah menarik sangat banyak peserta, dan ini sangat tidak ideal untuk pelaksanaan balapan dengan peserta sebanyak itu.
“Jumlah peserta Moto2 hingga 40 pembalap itu terlalu banyak, balapan ini idealnya diikuti oleh 35 peserta saja,” menurut Ezpeleta. “Banyaknya peserta tahun ini bisa menjadi bumerang bagi kelangsungan balapan Moto2 kedepannya,” imbuh Ezpeleta.
Hal ini dikarenakan, Tujuan dari para pembalap mengikuti Moto2 tentu untuk mengikuti ajang yang lebih tinggi lagi yaitu, MotoGP. Namun, kelas MotoGP hanya berisi kurang dari 20 grid.
Keadaan yang tidak ideal inilah yang dapat membuat peserta Moto2 kecewa dan keluar dari balapan Moto2. Inilah yang menjadi ketakutan Ezpeleta. Makanya untuk mengantisipasi hal tersebut, Ezpeleta berharap jumlah peserta MotoGP ditambah untuk menyerap lulusan dari Moto2.
Tentunya dengan mengeluarkan regulasi yang membuat balapan MotoGP lebih murah. Hmm, tapi rasanya akan sangat sulit. Karena peningkatan teknologi balap, tentu akan berbanding lurus dengan penggunaan dana untuk research dan development. Dan tim-tim satelit dan tim privat pasti akan merasa berat, jika itu akan berlaku.
Penulis: Ilham