Meredam Cedera Gaya Toyota

billy - Kamis, 25 November 2010 | 13:02 WIB

(billy - )


Car to car crashes Crown Majesta dan Yaris jadi tontonan menarik

OTOMOTINET - Jika Anda pikir mobil itu harus kuat agar pengemudinya terlindung dari cedera, pemikiran  itu sudah sepantasnya disingkirkan. Sekurangnya itulah anggapan Toyota Motor Corporation Jepang (TMC) dalam menciptakan mobil-mobilnya di era modern ini. Pasalnya, bukan saja Anda yang layak dilindungi, namun orang lain juga berhak mendapatkannya. Proyek ini oleh Toyota disebut sebagai THUMS alias Total HUman Model for Safety.

Perlindungan Pasif
Komitmen Toyota atas THUMS digarap sejak 1997. Data-data kecelakaan di Jepang, Eropa, Asia dan Amerika dikumpulkan kemduian dianalisis. Hasilnya, kecelakaan umumnya mencederai tak hanya pengemudi tapi juga pengguna jalan.

Di Higashi Fuji, TMC. punya pusat riset dan pengembangan yang berkonsentrasi pada perlindungan pasif. Artinya, sejumlah temuan diprioritaskan untuk memproteksi pengemudi dan penumpang yang ada dalam mobil.

Lokasi rahasia itu, sempat dikunjungi OTOMOTIF bersama 9 jurnalis dari Indonesia, serta sejumlah jurnalis Singapura, Malaysia, Filipina, Brunei, Vietnam dan Korea Selatan dalam event “Asia Regional Journalist Trip to Japan 2010”.


Crash test dimonitor melalui ruang khusus

Sayangnya lokasi ini tak bisa diabadikan lantaran semua kamera dan telepon selular yang berkamera harus “diamankan” selama peninjauan lokasi dan uji test. Namun PT Toyota Astra Motor (TAM) melalui Widyawati, GM Marketing Planning and Customer Relation  dan Anton Jimmi Suwandy Manager Markom sudah menyiapkan foto-foto resmi.

Di lokasi itu, ada laboratorium crash test, yang bukan hanya melakukan uji tabrak frontal pada baja konkret, tapi juga car to car crashes pada kecepatan 45 km/jam. Disaksikan 50an wartawan dari 7 negara, kami menyaksikan bagaimana tabrakan frontal antara Toyota Crown Majesta dengan Toyota Yaris.

Bang. Serpihan kaca dan patahan-patahan parts berserakan. Dalam sekejap, ‘pasukan’ pembersih menyingkirkan serpihan itu. Kemudian 50an wartawan boleh mendekat dan meneliti dari dekat. Disertai penjelasan menarik dari Seigo Kuzumaki, Project GM Vehicle safety TMC. “Kami persiapkan detail. Karena tidak boleh ada unsur yang terlewat dari pengamatan kami,” sebut Kuzumaki-San.

Hasil tes meneliti efek cedera yang terjadi mulai dari kepala, dada, hingga kaki. Dari hasil itu, mereka merasa bahwa airbag yang ada di depan pengemudi dan penumpang tak lagi cukup. Untuk perlindungan kaki, dipasanglah airbag. Kemudian disadari, pintu mobil pun harus tetap bisa dibuka meski setelah terjadi kecelakaan parah, agar pertolongan bisa secepat mungkin dilakukan. Termasuk, mengantisipasi kemungkinan terjadi kebakaran setelah tabrakan.

Semua aktivitas tes yang berbahaya ini, selain didokumentasikan melalui foto dan video, juga diawasi lewat ruang kontrol serbakomputer. Hingga didapat data akurat. Bukan hanya itu, dari benturan yang diakibatkan kecelakaan, mereka pun masih menggunakan simulator-simulator supaya efek benturan bisa diulang-ulang menggunakan dummy.