Angin Segar New GM Di Indonesia

Editor - Kamis, 20 Agustus 2009 | 05:23 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Apa kabar General Motor (GM) di Indonesia. Khususnya setelah keluar keputusan pembentukan kembali perusahan dengan nama “New GM”. Apa saja kebijakan terbaru pabrikan mobil terbesar di Amerika ini dan apa juga pengaruhnya bagi GM di Indonesia?

“Kebijakan paling berbeda adalah pada perampingan struktur perusahaan,” buka Mukiat Sutikno, Managing Director PT GM Autoworld Indonesia (GMAI), ATPM Chevrolet di Indonesia. Wujud perampingan tersebut adalah dihapusnya empat pilar di tiap regional yang sebelumnya ada.

Yaitu GM Amerika, GM Eropa, GM Asia Pasific dan GM LAAM (Latin America, Africa & Middle East region). Sebelumnya keempatnya berdiri sendiri dengan badan usahanya masing-masing. Kini hanya ada 2 GM yaitu GM Amerika dan GM International Operation (GMIO). GM Indonesia akan berada di bawah GMIO.

GMIO sendiri berpusat di Shanghai, China dengan 130 lebih Negara yang berada di bawah kendalinya. Meski namanya perampingan namun urusan penjualan GMIO tetap tinggi. Total market share yang dipegang GMIO mencapai 75% dari market share New GM di dunia.

Selain itu perampingan lainnya adalah pada brand yang akan konsen ditangani oleh New GM hanya ada 4 brand. Yaitu Chevrolet, Cadillac, Buick dan GMC. “Dari keempat brand ini Chevrolet diandalkan sebagai pendongkrak kontribusi volume penjualan dan citra,” lanjut pria ramah ini.

Lebih Banyak Positifnya Buat Konsumen


Mukiat. Tidak perlu khawatir

Lalu efeknya sendiri di Indonesia ada plus ada minusnya. “Karena lepas dari parents-nya maka ada beberapa fasilitas seperti subsidi yang dulu langsung dikucurkan jadi tidak ada lagi. Tapi itu hanya terasa di internal perusahaan bukan ke konsumen,” ungkap Debora Amelia Santoso, Director Marketing dan PR PT GMAI.

“Tapi sisi positifnya justru lebih banyak keuntungannya. Salah satunya karena terjadi perampingan struktur maka pengambilan keputusan jadi lebih singkat dan cepat. Masing-masing Negara termasuk Indonesia juga akhirnya lebih mudah untuk menerapkan startegi penjualan dan pengembangan usaha,” lanjutnya.

Keduanya tentunya dekat dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Salah satu contoh strategi sekaligus pengembangan usaha adalah akan digunakannya vendor-vendor lokal untuk memenuhi kebutuhan spare part. Dulu kebijakan seperti ini sulit sekali di tembus, tapi kini mulai terbuka kesempatannya.

“Kita akan mulai untuk varian taksi. Tentunya dengan part buatan lokal meski standar kualitasnya sama baiknya dengan produk import, harga produk lokal pasti tetap akan lebih murah. Tentunya kebijakan ini akan menguntungkan konsumen,” lanjut Amelia.

Selain itu kabarnya akan ada beberapa produk baru Chevrolet yang bakal di luncurkan tahun depan hingga rencana membangkitkan lagi pabrik perakitan milik PT GMAI di Indonesia yang sempat mati. Wah, kalau semua ini terwujud bukan hanya harga mobil dan spare part nya yang bisa lebih murah, tapi GM di Indonesia bisa makin berkembang dan ikut menghidupkan industri nasional.

“Jadi para pemilik atau calon pemilik Chevrolet tidak perlu khawatir,” tambah Mukiat sambil menjelaskan kalau pihaknya telah membuka 6 outlet baru di semester pertama 2009 dan akan dilanjutkan dengan membuka 5 outlet baru lagi di semester ke 2 tahun 2009 ini.  

Penulis/Foto: Popo/istimewa-Popo