Wisata Sejarah Otomotif Abad 15 di Cirebon

Sabtu, 12 September 2015 | 11:24 WIB


Cirebon - Keberadaan tol Cipali sedikit banyak bakal membuat kota Cirebon menjadi destinasi wisata baru yang berdekatan dengan Jakarta. Apalagi di kota Udang ini, banyak terdapat tempat wisata bernuansa sejarah, termasuk sejarah otomotif lho.

OTOMOTIFNET berangkat menuju kota Cirebon menggunakan mobil keluarga terbaru Suzuki New Ertiga. Rute tol dan tol lagi menjadi pilihan, sekaligus membuktikan kepraktisan akses menuju dan dari Cirebon ke berbagai daerah setelah, khususnya Jabodetabek, setelah adanya tol Cipali.

Halaman Pendopo utama Keraton masih terlihat bersih dan terawat

Perjalanan sepanjang hampir 200 KM dilalui sebelum sampai di Museum Kereta Singa Barong di Keraton Kasepuhan Cirebon. Keraton ini sendiri, masih terlihat cukup terawat dan tetap menawarkan nuansa yang kental akan pemerintahan kota Cirebon di masa lampau.
Makna di setiap sudut arsitektur keraton ini pun terkenal paling bersejarah. Halaman depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo didalamnya. Bagian dalam keraton ini terdiri dari bangunan utama yang berwarna putih. Didalamnya terdapat ruang tamu, ruang tidur dan singgasana raja.

Nah, meskipun bertema sejarah, bukan berarti sesuatu yagn berkaitan dengan otomotif tidak ditemukan di Keraton ini. Jauh sebelum mobil pertama kali hadir di dunia sekitar abad ke-17, ternyata Cirebon sudah lebih dulu melahirkan kendaraan yang punya teknologi seperti mobil di abad ke-15.

Kereta Singabarong, ini nama yang diberikan raja keraton Kasepuhan Cirebon Sunan Gunung Jati. Perancangnya sendiri adalah sang cucu, Panembahan Losari, yang sengaja mempersembahkan kendaraan ini sebagai kendaraan sang raja Sunan Gunung Jati.

Dibuat tahun 1549, Kereta Singabarong punya desain yang mengacu pada tiga hewan, yakni kepala naga, belalai gajah dan sayap garuda. Tidak hanya desainnya yang khas, kereta ini juga sudah menganut teknologi mobil, bahkan jauh sebelum mobil pertama kali dilahirkan di dunia.

"Kereta ini sudah menggunakan as tengah pada roda depannya, yang bisa berputar sampai 180 derajat. Selain itu, juga sudah menggunakan suspensi, yang terbuat dari kulit, dan ada juga teknologi anti selip pada rodanya, seperti mobil BMW pada saat ini," ujar Haryanto, Guide Keraton Kesepuhan Cirebon.

Dengan adanya suspensi dan stabiliser tersebut, bodi kereta yang ditarik dengan 4 ekor kerbau putih ini seolah melayang dan terpisahkan dari rangkanya, sehingga ketika berjalan mengayun seperti sedang berada di atas permukaan air.

Sistem suspensi yang terbuat dari kulit, dan ada juga teknologi anti selip pada rodanya

"Juga pada rodanya ada bearing khusus yang fleksibel, sehingga ketika tidak ada beban, roda akan sedikit miring, namun akan secara otomatis tegak ketika ada beban. Sehingga, ketika melewati jalan bergelombang, kereta tidak berguncang parah, ini yang dinamakan teknologi anti selip," tambah Haryanto.

Kereta khusus untuk raja ini hanya berkapasitas satu orang penumpang, dengan kursi tepat di tengah-tengah kereta. Uniknya, dibawah kursi, terdapat ruang sebagai tempat penyimpanan atau bagasi. Mungkin bahasa moderennya seperti "Helm In".

Haryanto mengklaim, inilah kereta yang benar-benar asli buatan Cirebon, dan tidak mengadopsi dari manapun, termasuk Eropa. "Tidak seperti Jogja atau Solo, yang keretanya mengadopsi dari Eropa, Kereta Singabarong ini murni buatan Cirebon," paparnya.

Museum Kereta Singa Barong Cirebon letaknya berada di seberang Museum Benda Kuno Keraton Kasepuhan Cirebon. 

Selesai mengunjungi dan mengintip teknologi kendaraan abad 15 dari Cirebon, kenyamanan  kabin Suzuki New Ertiga masih menemani OTOMOTIFNET untuk mengunjungi destinasi selanjutnya, masih bernuansa sejarah, namun kali ini pilih-pilih tempat yang adem, karena suhu udara menyentuh 36 derajat di Cirebon.

Tempat yang adem? Ya Gua. Adalah Gua Sunyaragi, yang juga terdapat di kota Cirebon. Gua yang berlokasi di kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon terdapat bangunan mirip candi yang disebut Gua Sunyaragi, atau Taman Air Sunyaragi, atau sering disebut sebgaai Tamansari Sunyaragi. 

Nama "Sunyaragi" berasal dari kata "sunya" yang artinya adalah sepi dan "ragi" yang berarti raga, keduanya adalah bahasa Sanskerta. Tujuan utama didirikannya gua tersebut adalah sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya. 

Arsitektur Gua ini menarik, karena keseluruhan bangunan gua buatan ini menggunakan material dari karang-karang di laut yang dijadikan satu dan dilem dengan 'semen bata merah', tak lain dari bubuk tanah liat.

Pada zaman dahulu kompleks gua tersebut dikelilingi oleh danau yaitu Danau Jati. Selain itu di gua tersebut banyak terdapat air terjun buatan sebagai penghias, dan hiasan taman seperti Gajah, patung wanita Perawan Sunti, dan Patung Garuda. Gua Sunyaragi merupakan salah satu bagian dari keraton Pakungwati sekarang bernama keraton Kasepuhan.

Puas rasanya, dari sekian banyak destinasi wisata sejarah di Cirebon, OTOMOTIFNET berkesempatan mengunjungi dua objek yang menarik. Panas masih saja terik, namun ruang kabin Suzuki New Ertiga tetap adem. Plesiran pun makin menyenangkan. (mobil.otomotifnet.com)