Ekspedisi Datsun di Trans Sulawesi

Rabu, 9 September 2015 | 13:39 WIB



Jakarta - Setelah sukses dengan petualangan menjelajah pulau Jawa, Bali dan Lombok beberapa bulan lalu, kini PT Nissan Motor Indonesia (NMI) sebagai agen pemegang merek (APM) Datsun di Indonesia, memilih pulau Sulawesi dalam seri perjalanan selanjutnya.

Petualangan yang bertajuk Datsun Risers Expedition (DRE) kali ini merupakan perjalanan ekspedisi gelombang kedua dari empat yang direncanakan. Rute yang dipilih dari Manado, Sulut hingga Makassar, Sulsel dan terbagi dalam 3 etape. Beruntung OTOMOTIFNET dapat mengikuti etape pertama dari Manado hingga Gorontalo yang berlangsung selama 3 hari.

"Tujuan ekspedisi ini selain mengeksplorasi keindahan alam dan ragam budaya di Indonesia, juga sebagai pembuktian performa Datsun Go+ Panca serta pengenalan dealer yang ada di Indonesia," ucap R.I. Hana Maharani, Head of Communications PT Nissan Motor Indonesia, yang juga turut serta dalam rombongan.

Pada ekspedisi hari pertama (8/9), tim DRE memulai petualangannya dari Manado menuju kota Tomohon. Dengan tujuan mengeksplorasi keindahan alam danau Linow yang berada di kelurahan Lahendong, kecamatan Tomohon Selatan, kota Tomohon. Danau seluas sekitar 35 hektar ini, jika dilihat dari atas bukit airnya mampu berubah warna menjadi tiga warna. Dari biru, hijau hingga menjadi coklat kekuningan. Perubahan tersebut disebabkan kandungan belerang yang berasal dari sumber mata air panas yang berada di salah satu sisi danau.



Setelah puas mengeksplorasi keindahan danau Linow, tim DRE melanjutkan perjalanannya menyambangi objek cagar budaya Taman Waruga. Berlokasi di desa Sawangan, kecamatan Air Madidi, kabupaten Minahasa Utara, Waruga merupakan kubur batu peninggalan abad ke IX Masehi. Dimana jasad manusia yang telah meninggal dunia, tidak dikubur dalam tanah, tapi dimasukkan kedalam batu yang dinamakan waruga.

Waruga itu sendiri terdiri dari 2 bagian. Bagian atas berbentuk seperti atap rumah, sedangkan bagian bawah berbentuk segi empat berongga tempat jasad ditempatkan. Posisi jasad saat dikuburkan, meringkuk seperti bayi dalam kandungan. Hal ini disebabkan kepercayaan pada saat itu mengharuskan posisi manusia dimakamkan harus sama seperti saat ia sebelum dilahirkan.

Usai mengunjungi cagar budaya Taman Waruga, tim DRE kembali ke Manado untuk istirahat dan bersiap-siap melintasi Trans Sulawesi dari Manado hingga Gorontalo pada hari selanjutnya. (Otomotifnet.com)