Etape Mudik Jakarta-Surabaya, Macet Tanpa Ngelitik

Dimas Pradopo - Selasa, 5 Agustus 2014 | 19:20 WIB

(Dimas Pradopo - )


Jakarta - Lanjut...!!! Kali ini etape kedua berangkat dari Yogyakarta menuju Surabaya. Pilihan treknya, Yogyakarta - Solo - Ngawi - Caruban - Nganjuk - Kertosono - Mojokerto dan akhirnya sampai di kota Pahlawan (28/7). Total perjalanan trek ke-2 tersebut, kurang lebih 10 jam.

Setelah istirahat dan merayakan lebaran bersama keluarga di Surabaya, kurang afdol rasanya kalau enggak jajal aspal di jembatan Suramadu. Enggak perlu sampai jalan-jalan di salah satu kota di pulau Madura, cukup sampai ujung jembatan dan putar balik lagi ke Surabaya.

Perjalanan selanjutnya menuju Malang dan dilanjutkan ke Lamongan. Trek sempit, menurun dan berliku, mewarnai perjalanan menuju Lamongan via Jombang. Di trek ini performa kampas rem Bendix diuji. Saat memiliki kesempatan untuk memacu kendaraan, hayuk aja meski treknya menikung dan turunan.

Respon pengeremannya juga baik. Tetap smooth saat menginjak pedal, colek sedikit mobil tidak langsung terhentak, penumpang pun tetap nyaman. Tapi daya cengkramnya tergolong baik, injak makin dalam lagi, maka terasa perlambatan yang maksimal bekerja dengan baik bersama teknologi Antilock Brake System (ABS) pada mobil ini.

Perjalanan mudik Jakarta-Surabaya melalui jalur Selatan, kembali ke ibukota juga melintasi jalur yang sama. Hanya saja, start dilakukan bukan dari Surabaya, melainkan dari Lamongan menuju Bojonegoro dan lanjut Ngawi. Lagi-lagi perjalanan disuguhkan trek menantang dari Bojonegoro menuju Ngawi. Jalanan enggak terlalu lebar dengan kontur yang bergelombang, membuat pengendara harus ekstra hati-hati.

Masuk Ngawi, perjalanan ke Jateng relatif sama dengan saat berangkat. Hanya saja masuk kembali ke Jabar via Majenang, ditempuh melalui jalur dalam menuju Tasikmalaya menuju Garut lalu Bandung dan masuk tol Purbaleunyi menuju Jakarta.

Lalu lintas yang padat membutukan penanda bahwa kita ada bagi pengendara lain, terutama saat melakukan perjalanan siang hari. Untungnyam klakson sudah menggunakan Hella blue horn. Sekali pencet, klakson berteriak elegan khas mobil Eropa.

"Mirip suara klason BMW," ujar kru redaksi yang ikut dalam perjalanan ini.

Suaranya lebih keras dari klakson standar tapi tidak terlalu mengagetkan dan memekakan telinga. Cukup untuk membuat pengendara lain mengetahui keberadaan kita tanpa menyulut emosinya.

Sepanjang perjalanan balik ke Jakarta, macet masih menghantui. Saat macet seperti ini praktis mesin mobil terus menyala tidak dimatikan sama sekali lebih dari 10 jam. Meski begitu, performanya tetap baik, gejala ngelitik yang kami khawatirkan akibat kombinasi busi Hella Iridium Plus dan bensin premium tidak terjadi. Ternyata memang benar, busi ini sudah disesuaikan dengan spesifikasi bahan bakar di Tanah Air. Suhu mesin pun tidak ada tanda-tanda overheat, tetap berada pada batas normal.

Jarak tempuh sepanjang perjalanan mudik bersama Long Term Test Hella dan Bendix sekaligus merasakan performa lima komponen yang terpasang pada All New Toyota Avanza Veloz, ada klakson Hella Blue Twin Tone, busi Hella Iridium Plus, wiper Hella Razor hybrid, bohlam lampu Hella H4 dan kampas rem Bendix, menempuh total 2.276 km!

Total sejak pertama dimulai Long Term Test ini sudah 2.536 km, kurang lebih seperempat perjalanan dari target 10.000 km selama dua bulan. Dan hasilnya, sejauh ini semua komponen bekerja dengan baik. (mobil.otomotifnet.com)