Pada kondisi mesin standar pabrik dan telah ganti knalpot misalnya. Tentunya kebutuhan AFR-nya akan berbeda. Dengan sistem pembuangan yang lebih plong dibutuhkan AFR yang lebih kaya bensin.
Di karburator, untuk menambah debit bahan bakar bisa dilakukan dengan mengganti spuyer, tapi pada mesin injeksi dilakukan dengan mengubah mapping semprotan pada injektor yang sejatinya telah diatur oleh electronic control unit (ECU).
Piggyback menipu ECU untuk memberikan perintah pada injektor agar memberikan semprotan bahan bakar lebih banyak atau lebih sedikit sesuai settingan piggyback. Tujuannya sama, sama-sama mencapai AFR yang paling ideal sesuai dengan kebutuhan mesin.
Kiri ke kanan pada tabel adalah throttle position, dari atas ke bawah adalah putaran mesin
Saat menentukan mapping pada piggyback, AFR ini juga lah yang menjadi acuan settingan. Bedanya dengan karburator, settingan AFR pada mesin injeksi dengan piggyback bisa dilakukan sangat detail tiap putaran dan tiap putaran throttle atau selongsong gas."Dengan piggyback pada mesin injeksi settingan bisa lebih presisi. Di tiap putaran mesin bisa disesuaikan agar AFR-nya selalu ideal," jelas Brahmantio, manager Sportisi Motorsport (SM) yang menjadi distibutor Power Commander, Piggyback keluaran Dynojet.
Lebih lanjut pria ramah ini menjelaskan tidak akan ada lagi putaran atas atau bawah yang terlalu kering atau basah. Sudah paham kan! (motorplus-online.com)