Jangan asal gas, cek dulu skubek sebelum riding
Jadi jangan asal pakai jaket, helm dan ambil tas lalu nyelonong riding menuju kampung halaman. Ketimbang buang waktu sia-sia di jalan akibat mogok atau direpoti masalah tertentu, sebaiknya dicek dulu kebugaran pacuan. “Mulai dari kopling hingga sabuk penggerak atau belt,” saran Agus dari Matic Shop di Jl. Ciledug Raya, Tangerang.
Bahkan, lakukan juga penyesuaian di sektor kaki-kaki. Artinya, jika sobat yang sudah mengganti pelek skubek pakai diameter tertentu. Tidak tertinggal, hal kecil yang dianggap sepele tapi sebenarnya punya fungsi vital.
Langsung kita cek cuy!
Belt retak bisa dilihat dengan cara melipat sisi dalamnya
Sebagai part penggerak atau penghubung antara puli depan dan belakang, sebaiknya belt tidak boleh getas. Jika getas, risiko putus bisa terjadi. Melacak keausannya akan lebih mudah. “Pastikan tidak ada keretakan di bagian dalam belt,” saran Nuraimin dari JP Racing di Kp. Sawah, Ciputat, Tangerang.
Kalau belt aus, gelaja selip juga bisa tercipta. Ketika grip gas dibuka, butuh putaran lebih tinggi agar motor bisa berjalan. Gejala ini, sama layaknya kampas kopling aus. Lalu, bisa timbul suara decit.
Selain mengecek keausan roller, penyesuaian berat roller yang akan dipakai juga bisa dilakukan. “Kalau sekiranya akan menemui kemacetan, sebaiknya tetap pakai ukuran standar. Tapi, kalau ingin lebih nyaman di trek lurus, beratkan lagi rollernya. Misal, dari 10 gram jadi pakai 11 gram,” tambah Agus.
Baiknya pakai ban profil tinggi
Tak sedikit dari pemilik skubek yang mengganti pelek pacuannya dengan diameter lebih besar. Ya, misalnya dari ring 14 jadi pakai pelek ring 17 inci. Tapi, efeknya harus pakai profil ban yang tipis agar tidak mentok dek. Sebaiknya ketika mudik, pakai ukuran standar saja. Risiko pelek peyang akibat menghantam lubang pun jadi minim. Karena dengan profil ban yang lebih tinggi, efek benturan masih bisa diredam lebih baik.
Pastikan kekencangan mur roda belakang
Penggantian oli girboks memang tidak secepat oli mesin. Tapi, setidaknya lakukan penggantian oli girboks sebelum mudik. Toh hanya 100 ml doang tuh. Jangan lupa juga mengecek kekencangan baut dan mur. Terutama mur roda belakang. Apalagi di skubek yang sudah alami usia pakai lebih dari 3 tahun. "Jika mur roda kendur, efeknya seperti engine mounting aus. Ban terasa goyang ketika awal jalan," kata Nuraimin alias Boday.
Dalam bagian CVT skubek, tergolong banyak komponen. Salah satunya, sistem kopling itu sendiri. Pastikan, ketebalan kampas kopling masih dalam batas normal. Jangan sampai kopling mulai aus tapi dipaksakan berjalan.
Jika dipaksakan, akan timbul selip karena kampas tidak mampu menekan mangkuk kopling sempurna. Jangan lupa juga perhatikan mulus tidaknya lingkaran diameter mangkuk kopling bagian dalam. Kalau peyang, efek selip bisa terjadi.
Tapi yang lebih penting lagi, periksa juga kerenggangan mur pengunci kampas kopling dengan mangkuk ketika keadaan mesin tidak hidup atau stasioner. Sebab jika kedua part ini bersentuhan, akan membuat roda seret atau terkunci.
Apalagi ketika mudik, pasti akan mengalami proses stop and go akibat kemacetan. Seharusnya, antara mur dan mangkuk kopling akan nempel seiring kopling berkembang. (motorplus-online.com)