Kenapa Mobil Diesel Umumnya Lebih Mahal?

billy - Senin, 17 Januari 2011 | 20:10 WIB

(billy - )


Jakarta - Coba perhatikan, meski mobil diesel diyakini lebih murah biaya operasionalnya namun harganya justru lebih mahal dari mobil bensin.

Misalnya, Hyundai i20 diesel hanya ada tipe GL bertransmisi manual (tipe terendah tanpa fog lamp dan sun roof) dilepas Rp 197,75 juta. Sedang Hyundai i20 bensin dengan kelengkapan yang sama dijual Rp 170,5 juta. Kenapa bisa begitu?

Jawabannya karena material yang digunakan mobil diesel jauh lebih mahal dari pada mobil bermesin bensin. "Part di sekitar kepala silinder dan blok silinder harus terbuat dari baja, bukan alumunium. Harganya jadi lebih mahal," jelas Jongkie D Sugiarto, Presdir PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI).

Untuk lebih jelasnya mari kita kembali melihat perbedaan cara kerja mesin bensin dan mesin diesel. Mesin bensin disebut dengan SI (spark ignition). Bahan bakar pada ruang bakar bisa menyala dan menjadi energi karena adanya pemantik dari busi.

Sedang mesin diesel bekerja dengan prinsip CI (compression ignition). Langkah usaha di ruang bakar dipicu oleh kompresi tinggi untuk menciptakan pembakaran.

Pembakaran dipicu oleh kompresi (udara yang dimampatkan). Udara yang dikompresi akan menghasilkan suhu yang sangat tinggi, akibatnya saat solar di semprotkan akan langsung terbakar dan menjadi energi untuk menghidupkan mesin.

Oleh karenanya mesin diesel tidak membutuhkan busi untuk menciptakan pembakaran. Selain itu, dengan suhu yang tinggi tadi, mesin diesel bisa dengan mudah membakar bahan bakar dengan kualitas buruk sekalipun.

Tapi, tekanan tinggi di ruang bakar menuntut material yang jauh lebih kuat. Bayangkan saja, kompresi di mesin diesel bisa mencapai 16 sampai 25 : 1, sedang mesin bensin hanya 6 sampai 12 : 1.

Jadi, mahal karena material mesinnya harus lebih kuat, tapi biaya operasionalnya bisa lebih murah karena bahan bakar berkualitas rendah tetap bisa digunakan. Simpel kan alasannya?  (mobil.otomotifnet.com)