OTOMOTIFNET - Apapun jenis transmisi di mobil, selama pengoperasiannya dilakukan dengan tuas berkode P, R, N, dan D, dikategorikan sebagai transmisi otomatis
Sejatinya transmisi otomatis diciptakan untuk kenyamanan penggunanya. Tidak peduli sistem yang digunakan di dalam gearbox. Nah, hal ini sering kita telan mentah-mentah tanpa mengenali sistem transmisi yang dimiliki.
Dengan perkembangan teknologi yang terjadi, sistem di dalam transmisi otomatis pun berkembang pesat.
Tujuannya selain meningkatkan kenyamanan penggunanya, perangkat ini harus mampu meminimalkan kekurangannya berupa kehilangan tenaga akibat gejala selip yang lazim terjadi pada mekanisme di dalam transmisi matik.
Transmisi otomatis konvensional
Inilah transmisi otomatis yang sebenarnya. Transmisi ini menggunakan sistem hidraulis untuk meneruskan tenaga mesin ke roda. Jenis ini merupakan transmisi otomatis yang paling banyak digunakan hingga saat ini.
Oli menjadi media utama yang mengoperasikan transmisi, termasuk untuk meneruskan tenaga mesin ke girboks.
Untuk mengurangi hilangnya tenaga mesin yang disalurkan melalui sistem ini, digunakanlah pengendali elektronis berupa sensor, switch, komputer, dan aktuator. Selain untuk meningkatkan kenyamanan pengendara, komputer juga berfungsi sebagai otak yang menterjemahkan keinginan dan gaya mengemudi.
Jika sebelumnya perpindahan diatur melalui tekanan pada accumulator piston di body valve, sekarang digunakan katup elektronis yang disebut solenoid.
Katup tersebut diatur secara elektronis sehingga setiap perpindahan bisa lebih optimal. Selain itu desain gearbox juga disempurnakan guna menghasilkan tekanan yang lebih kuat untuk meminimalkan loss power yang terjadi.