Mekanis-elektronis
Perkembangan ilmu mekatronik membuat penerapannya bisa semakin meluas, termasuk di dunia otomotif.
Salah satunya adalah pada pengontrol transmisi otomatis. Jika sebelumnya pekerjaan ini hanya bisa dilakukan oleh tuas mekanis, maka belakangan berkembang menjadi tombol, switch, atau tuas elektronis.
Pada dasarnya semua transmisi otomatis digerakkan secara mekanikal oleh sistem hidraulis. Namun sistem mekanis-elektronis membuat perpindahan mode operasi transmisi dilakukan oleh aktuator setelah mendapat sinyal perintah dari kabin.
Perkembangan selanjutnya, sistem ini juga terhubung ke ECU (Electronic Control Unit) sehingga sinyal perintah yang diterima tidak serta merta dijalankan.
Namun komputer juga menganalisis data dari sensor-sensor di mobil yang membaca kondisi jalan, kecepatan, serta putaran dan beban mesin. Dengan begitu posisi gigi transmisi bisa dipilih dengan tepat.
Modul elektronik ini juga memungkinkan dibuatnya mode-mode transmisi seperti Sport, Econo, dan lain-lain.
Pengontrol sistem mekanis-elektronis ini bisa berupa tuas di konsol tengah seperti biasa.
Perbedaan dengan tuas mekanis adalah pengoperasiannya yang hanya perlu sentuhan ringan karena tuas ini hanya berfungsi sebagai tombol elektronis.
Ciri lainnya yaitu pilihan posisi transmisi yang hanya tersedia P, R, N, D, tanpa angka-angka tambahan. Contohnya adalah tuas transmisi di model-model BMW terbaru.
Sistem mekanis-elektronis ini juga memberi keleluasaan lain, seperti terciptanya mode perpindahan gigi manual oleh pengemudi. Pelopornya adalah Porsche dengan transmisi Tiptronic yang diaplikasikan sebagai opsi tambahan pada 911 Carrera 2 keluaran 1990.
Untuk menaikkan posisi gigi transmisi, pengemudi hanya perlu memberi sentuhan ringan di tuas ke arah simbol (+). Sebaliknya, untuk menurunkan gigi, tuas digerakkan ke simbol (-).
Bentuk lain adalah tuas mungil di kolom setir di balik kemudi, mirip tuas sein atau wiper. Salah satu contohnya adalah BMW Seri-7 generasi keempat berkode E65.
Untuk mempercepat perpindahan gigi, sekaligus membuat pengemudi lebih berkonsentrasi ke jalan, dibuatlah mekanisme paddleshift. Berupa tuas kecil di belakang spoke kemudi yang bisa terjangkau jari tangan.
Prinsip kerjanya sama dengan Tiptronic, simbol (+) untuk menaikkan gigi dan (-) untuk menurunkannya. Lagi-lagi Porsche menjadi pelopor dengan transmisi Tiptronic S di 911 Carrera produksi 1995.
Umumnya paddleshift menerapkan pola peletakan sebelah kanan untuk tuas (+) dan kiri untuk (-), seperti pada mobil balap dan F1.
Namun tidak tertutup kemungkinan ada produsen mobil yang mencoba hal baru. Seperti Mazda yang menerapkan kedua paddleshift di balik kemudi untuk menaikkan gigi (+), dan untuk menurunkan gigi berupa ‘thumbshift’ di spoke setir yang menonjol.