Tuas-Tuas Transmisi Matik Laksana Tongkat Ajaib

Editor - Kamis, 8 April 2010 | 06:32 WIB

Tuas-Tuas Transmisi Matik Laksana Tongkat Ajaib (Editor - )

OTOMOTIFNET - Popularitas transmisi matik mulai mengalami perkembangan pesat di era 1940-an, ketika banyak mobil Amerika yang menggunakannya.

Saat itu General Motors sebagai salah satu dari “The Big Three”  mengaplikasi transmisi pintar yang mereka namakan Hydra-Matic.  Dan selanjutnya penerapan teknologi ini pun diikuti oleh berbagai produsen otomotif dunia.

Mulanya, banyak pengemudi pesimis akan ‘kemudahan’ yang ditawarkan oleh transmisi tanpa pedal kopling ini. Saat itu yang menjadi alasan utamanya adalah perawatan yang memakan biaya.

Waktu terus berjalan dan matik menjadi fitur unggulan dalam line-up  sebuah mobil. Kini banyak pemilik mobil yang justru lebih memilih transmisi otomatis dibanding manual.

Di Jakarta, kota terpadat di Indonesia, tercatat sebanyak 20% lebih dari total kendaraan menggunakan transmisi otomatis.

Dalam penerapan transmisi otomatis, ada beberapa jenis tuas atau pengontrol kerja matik di mobil.

Awalnya hanya berupa tuas sederhana, perkembangan ilmu mekatronik membuat fungsi tuas ini dapat digantikan oleh tombol atau switch  yang bentuknya tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Tuas mekanis

Model pengontrol transmisi otomatis yang paling populer tentulah tuas mekanis. Yang umum ditemui adalah tuas mekanis di konsol tengah dengan alur kerja linier yang memiliki kode-kode posisi transmisi P, R, N, D, 3, 2, L (1).

Tuas ini menggunakan tombol besar sebagai ‘pengganti’ pedal kopling untuk mengindari tuas bergerak tanpa disengaja yang bisa menyebabkan kerusakan. Tombol ini harus ditekan untuk memindahkan tuas dari posisi P ke R, N ke R, dan 2 ke L (1).

Dalam perkembangannya, perpindahan posisi transmisi dari D ke 3 atau sebaliknya bisa dilakukan dengan menekan tombol overdrive  (O/D). Begitu juga dengan posisi tuas yang tak lagi hanya di konsol tengah, tapi bisa diletakkan menyatu dengan dasbor, seperti pada Honda Freed dan Daihatsu Luxio.

Bentuk lain tuas mekanis di transmisi matik yang kini banyak ditemui adalah Gate Type. 

Sama seperti tuas linier, Gate Type  memiliki kode P, R, N, D, 3, 2, 1, namun untuk mencegah tuas berpindah posisi, jalur pergerakan tuas dibuat bentuk bergerigi. Tuas ini dipopulerkan oleh Mercedes-Benz.

Sebagai pengganti fungsi tombol pengaman untuk memindahkan tuas dari posisi P ke R, N ke R, dan 2 ke 1, pengemudi perlu menginjak rem kebih dulu.

Tuas mekanis ini juga bisa diletakkan di kolom kemudi seperti banyak diterapkan di mobil-mobil Amerika, yang dipelopori oleh Ford Crown Victoria.

Contoh mobil yang beredar di Tanah Air adalah Ford Escape dan Honda CR-V generasi pertama dan kedua.

Mekanis-elektronis

Perkembangan ilmu mekatronik membuat penerapannya bisa semakin meluas, termasuk di dunia otomotif.

Salah satunya adalah pada pengontrol transmisi otomatis. Jika sebelumnya pekerjaan ini hanya bisa dilakukan oleh tuas mekanis, maka belakangan berkembang menjadi tombol, switch,  atau tuas elektronis.

Pada dasarnya semua transmisi otomatis digerakkan secara mekanikal oleh sistem hidraulis. Namun sistem mekanis-elektronis membuat perpindahan mode operasi transmisi dilakukan oleh aktuator setelah mendapat sinyal perintah dari kabin.

Perkembangan selanjutnya, sistem ini juga terhubung ke ECU (Electronic Control Unit) sehingga sinyal perintah yang diterima tidak serta merta dijalankan.

Namun komputer juga menganalisis data dari sensor-sensor di mobil yang membaca kondisi jalan, kecepatan, serta putaran dan beban mesin. Dengan begitu posisi gigi transmisi bisa dipilih dengan tepat.

Modul elektronik ini juga memungkinkan dibuatnya mode-mode transmisi seperti Sport, Econo, dan lain-lain.

Pengontrol sistem mekanis-elektronis ini bisa berupa tuas di konsol tengah seperti biasa.

Perbedaan dengan tuas mekanis adalah pengoperasiannya yang hanya perlu sentuhan ringan karena tuas ini hanya berfungsi sebagai tombol elektronis.

Ciri lainnya yaitu pilihan posisi transmisi yang hanya tersedia P, R, N, D, tanpa angka-angka tambahan. Contohnya adalah tuas transmisi di model-model BMW terbaru.

Sistem mekanis-elektronis ini juga memberi keleluasaan lain, seperti terciptanya mode perpindahan gigi manual oleh pengemudi. Pelopornya adalah Porsche dengan transmisi Tiptronic yang diaplikasikan sebagai opsi tambahan pada 911 Carrera 2 keluaran 1990.

Untuk menaikkan posisi gigi transmisi, pengemudi hanya perlu memberi sentuhan ringan di tuas ke arah simbol (+). Sebaliknya, untuk menurunkan gigi, tuas digerakkan ke simbol (-).

Bentuk lain adalah tuas mungil di kolom setir di balik kemudi, mirip tuas sein atau wiper.  Salah satu contohnya adalah BMW Seri-7 generasi keempat berkode E65.

Untuk mempercepat perpindahan gigi, sekaligus membuat pengemudi lebih berkonsentrasi ke jalan, dibuatlah mekanisme paddleshift.  Berupa tuas kecil di belakang spoke  kemudi yang bisa terjangkau jari tangan.

Prinsip kerjanya sama dengan Tiptronic, simbol (+) untuk menaikkan gigi dan (-) untuk menurunkannya. Lagi-lagi Porsche menjadi pelopor dengan transmisi Tiptronic S di 911 Carrera produksi 1995.

Umumnya paddleshift  menerapkan pola peletakan sebelah kanan untuk tuas (+) dan kiri untuk (-), seperti pada mobil balap dan F1.

Namun tidak tertutup kemungkinan ada produsen mobil yang mencoba hal baru. Seperti Mazda yang menerapkan kedua paddleshift  di balik kemudi untuk menaikkan gigi (+), dan untuk menurunkan gigi berupa ‘thumbshift’  di spoke  setir yang menonjol.

Shift Lock

Ada satu simbol kerap ditemui di sekitar tuas transmisi, yaitu Shift Lock.  Kegunaannya adalah ‘melepas’ tuas yang ‘terkunci’ pada posisi P ketika kunci kontak tidak berada di tempatnya.

Fungsi ini berguna dalam keadaan darurat, misalnya untuk mendorong mobil yang diparkir paralel. Dengan Shift Lock,  tuas transmisi bisa dipindahkan ke posisi N, sehingga mobil bisa didorong.

Wujud fitur ini bisa berupa tombol dengan tulisan Shift Lock  yang untuk difungsikan dengan menekan tombol sambil menggerakkan tuas transmisi. Bentuk lain adalah celah – juga dengan tulisan Shift Lock – yang bisa dimasuki anak kunci untuk kemudian tuas dapat segera dipindahkan ke posisi N.

Penulis: Arief Junor, Boy Beding
Foto: Prasetya Yoga P.