Pemakaian dan kondisi kendaraan mempengaruhi kualitas aki |
OTOMOTIFNET - Aki yang jadi sumber energi dan berfungsi menjalankan perangkat elektronik di kendaraan, banyak dijual di pasaran dalam berbagai pilihan. Ada tipe aki basah, hybrid dan maintenance free (MF). Khusus ak
i MF, produsen memproduksinya dengan mempertimbangkan aspek kepraktisan dalam pemakaiannya. Seiring perkembangan teknologi, produsen aki pun mengalami penyesuaian teknologi.
Tetapi apa benar-benar bebas perawatan dan bagaimana sikap bijak kita dalam memilih aki buat dipakai di mobil?
PERHATIKAN KODE
Dalam hal pemakaian aki, boleh dibilang sebagian besar pemilik kendaraan saat ini sudah beralih menggunakan aki MF. Meskipun masih ada juga yang pakai aki basah. Mereka ingin praktis dalam penggunaannya karena tidak direpotkan harus sering isi air aki (elektrolit).
Cairan elektrolitnya sudah diisi dari pabrik, sehingga mengurangi risiko kelalaian pemilik kala menambah air aki alias human error.
Keunggulan lainnya aki MF, dapat menyimpan setrum lebih lama, cocok untuk digunakan pada kendaraan yang relatif jarang dipakai. Selain itu tenaganya besar, jadi mudah menghidupkan mesin kendaraan yang masih dingin atau jarang dipakai.
Aki MF juga aki siap pakai dan bebas karat sehingga menjaga kebersihan kendaraan. Asyiknya, aki jenis ini dapat digunakan sampai rusak. Meski begitu, tetap ada hal-hal yang harus diperhatikan.
Menurut Sahrudin, technical support PT. GS Battery, pada dasarnya perawatan aki ada 2, tambah air dan bersihkan terminal aki. Namun untuk aki MF hanya perlu perhatikan kondisi kendaraan, kelistrikan dan charging system di kendaran harus normal.
Kepala aki bebas karat | Pemakaian aki basah (konvensional) mulai tergeser |
Aki MF buat mereka yang ingin praktis dalam pemakaian aki | Beli merek aki yang ada jaminannya |
“Kalau overcharged air bisa habis lebih cepat dari normalnya. Jika under charge lama-lama setrum habis, sering dipakai start and stop,” terangnya.
Lalu bagaimana dengan daya tahannya terhadap pengaruh panas di ruang mesin? Jangan-jangan, usia aki bisa tidak panjang dapat panas berlebihan. Pada dasarnya pemakaian aki MF bukan bicara umur aki, tetapi lebih kepada praktisnya. Umur tergantung kondisi kendaraan dan pemakaian.
Selain panas kompartemen mesin, seperti disebut tadi, charging system, beban pemakaian yang over dan lebih banyak start and stop juga dapat mengganggu kualitas aki. Apalagi kalau aki yang dipakai sudah lama diproduksi. Saat ini aki MF sudah banyak beredar, maka penting diingat beli aki yang mereknya ada jaminan.
Pria yang 30 tahun bergelut di dunia aki ini juga menyarankan bagusnya beli aki produksi terbaru. Cara mengetahuinya, “Perhatikan kapan diproduksinya, setiap aki punya kode sendiri. Misal aki MF merek GS ada tanda 4 digit di depan. Jadi kalau ada angka 03-10, berarti dibuat Maret 2010,” urainya.
Mengenai harganya, tak beda jauh. Umpama aki biasa Rp 400 ribu, aki MF Rp 600 ribu. Tak heran jika kini banyak orang beralih pakai aki MF. Biasanya kaum menengah ke atas, orang sibuk, anak muda juga kaum wanita yang menginginkan pemakaian aki yang praktis.
Tinggal pasang, tak perlu mengecek level airnya, langsung jalan deh. Asyik bukan?
Penulis/Foto: Fend / Salim, Reza