Jakarta - Mulai minggu pertama Desember, sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat akan mulai dibenahi untuk menyambut MotoGP Indonesia 2017.
Tinton Soeprapto, direktur PT Sarana Sirkuitindo Utama, pengelola sirkuit Sentul mengungkapkan pengerjaan ini akan dipantau setiap hari. Termasuk dari desainer sirkuit, Hermann Tilke.
Ia menunjukkan selebaran berisi denah sirkuit yang baru. Nampak sirkuit ini lebih langsing karena ada ada beberapa tikungan baru yang dibuat dengan memapas layout saat ini.
Lalu bagaimana sirkuit Sentul baru ini menjawab tantangan besar sebagai pelaksana MotoGP Indonesia?
Menurutnya nanti MotoGP Indonesia akan dikerjakan secara keroyokan. Seperti Kementerian Pekerjaan Umum akan membantu.
Soal lintasan, jika saat ini memiliki panjang 3,9 kilometer maka akan ditambah menjadi 4,4 kilometer. Lebar trek 15 meter dan jumlah tikungan menjadi 14 dari sekarang 11 tikungan.
“Nantinya jadi street circuit,” ujarnya di Jakarta (19/11). “Konsepnya jadi sirkuit jalanan. Karena dipinggir ada gedung-gedung. Karena apa? Tanah kita lahan tidur yang bisa dimanfaatkan lahan produktif,” lanjutnya.
Meski demikian lebih tepat disebut mirip sirkuit jalan raya karena sirkuit Sentul bukan jalan raya yang disulap jadi sirkuit seperti di Singapura, Monako atau Putrajaya Malaysia. Hanya penonton bisa menyaksikan balapan dari hotel seperti di Monako.
“Kita kawasan (sirkuit sudah jadi). Tapi (lahan) parkirnya kurang, jadi harus pakai lahan tidur di depannya. Atau tetangga kiri kanannya. Terpaksa mereka harus merelakan. Karena ini sirkuit produk tahun 1990, ini sudah 25 tahun,” terang Tinton.
“Untuk bulan Desember, service shop yang ada logistik segala macam kita bongkar. Januari kalau Anda ke situ, sudah rata. Mereka dipindahkan di bawah tribun. Jadi gudangnya logistik.”
“Terus driver resort, rubuh semua. Itu jadi jalan kembali ke S besar. Pompa bensin kita angkat kita akan pindahkan ke poros tengah. (Lalu) Mesjid itu kan mushola, kita pindahkan jadi mesjid yang aktif. Tikungan yang di ‘S’ besar itu nanti jadi hotel,” ulas Tinton.
Di denah, pinggir trek lurus di mana ada Mesjid menjelang S besar akan menjadi sarana apartemen dan hotel. Mesjid baru akan dibangun di dekat hotel Lorin.
Sementara untuk tribun tambahan, akan disewa dari Singapura sehingga kapasitas penonton menjadi 120 ribu yang tertampung tribun dengan total 150 ribu dengan penonton tanpa tribun.