Chiba – Jelas saja Nissan Leaf, mobil listrik Nissan yang jadi mobil listrik pertama di era modern ini harus diundang ke Indonesia. Daripada pusing memikirkan beli bahan bakar bensin atau diesel yang bisa saja habis. Bahkan hebatnya Leaf bisa jadi sumber pasokan listrik untuk rumah loh dengan teknologi yang mendukung (artikelnya akan dibahas terpisah).
Makanya begitu masuk kabin, suasana futuristis langsung kentara, namun tetap mudah dijangkau. Sayang, semua tombol dan petunjuknya masih pakai huruf Kanji, susah dibaca. Layout dasbor 2 tingkat, layer bawah untuk indikator MID, energi listrik dan kapasitas baterai, juga tripmeter dan odometer. Bagian atasnya menunjukkan kecepatan dan jam.
Tuas transmisinya mungil, hanya ada posisi N, R dan D. Kalau ingin parkir, tekan saja tombol P di bagian tengahnya. Masuk ke posisi D, geser tuas ke arah kanan, lalu pindahkan ke bawah.
Jangan berharap ada suara mesin atau getaran.
Namanya motor listrik, walaupun sudah di posisi D, tetap saja tak ada indikasi apapun kalau Leaf siap jalan. Tapi begitu pedal gas diinjak, motor berkekuatan 80 kw langsung aktif. Hanya suara gesekan ban dengan aspal yang terdengar.
Salahnya, Leaf dites di trek sirkuit. Jadi rasanya mulus-mulus saja melibas aspal mulus di Sodegaura. Paling saat ketemu tikungan baru terasa karakter suspensinya yang empuk.
Intinya, Leaf sangat layak jadi pilihan untuk pengguna komuter yang rute serta jaraknya tiap hari sudah bisa ditebak. Parkir di kantor, colok ke stopkontak supaya bisa di-charge ulang, lalu pas pulang tinggal gas lagi saja tanpa khawatir kehabisan listrik.
Lalu, kapan Leaf bisa masuk Indonesia setelah Nissan berani meluncurkan X-Trail Hybrid belum lama ini??? (Rio)