Jakarta - Mobil masa depan adalah mobil yang terkoneksi. Bisa dibayangkan mobil-mobil otonom yang punya sensor-sensor canggih dan piranti lunak "Kecerdasan Buatan", bakal semakin optimal kinerjanya bila juga didukung koneksi internet.
Konektivitas dengan menggunakan informasi dari internet memungkinkan mobil dapat tiba di tempat tujuan dengan selamat, efisien, serta nyaman. Konektivitas terintegrasi ke Internet of Things (IoT) ini juga membuka beragam layanan berkendara yang lebih luas lagi.
Adalah Bosh yang coba untuk menanamkan koneksi internet pada mobil. Pertama-tama, teknologi tersebut memaksimalkan penggunaan smartphone pengemudi. Dengan menggunakan solusi terintegrasi mySPIN, pengemudi dapat menghubungkan peranti Android dan iOS yang mereka miliki ke sistem infotainment kendaraan.
Pendekatan kedua adalah melengkapi kendaraan dengan konektivitas perangkat keras dalam bentuk Connectivity Control Unit (CCU) di mana CCU menerima atau memancarkan informasi dengan menggunakan moda nirkabel.
“Konektivitas benar-benar telah merevolusi cara kita berkendara,” ujar Dr. Dirk Hoheisel, anggota dewan manajemen Bosch yang bertanggung jawab di bagian tersebut.
Beberapa minggu yang lalu, Bosch mengumumkan peringatan berbasis cloud yang memberi informasi kepada pengemudi dalam kurun waktu sepuluh detik jika ada pengemudi lain di sekitarnya yang mengemudi di jalur yang salah.
Sistem siaga yang dijadwalkan akan mulai diproduksi pada 2016 tersebut adalah wujud nyata dari penyelamat yang terkoneksi (connected lifesaver). Pada awal 2012, Bosch mulai mengoperasikan layanan eCall serta layanan informasi bergerak yang mewakili beberapa produsen mobil.
Layanan tersebut menyediakan pendampingan kecelakaan (accident assistance) serta memberikan dukungan untuk persoalan lainnya. Dan akhirnya, beberapa operator armada telah menggunakan solusi connected fleet management yang telah diluncurkan oleh Bosch pada 2014.