Jakarta - PT SGMW Motors Indonesia terlihat serius untuk memasarkan mobil Tiongkok Wuling di Indonesia. Setidaknya, ada pabrik yang sedang dibangun dan diharapkan selesai tahun 2017 mendatang.
Bahkan, saat peletakan batu pertama pendirian pabrik tersebut Agustus 2015 lalu, Presiden SGMW Motor Indonesia, Xu Feiyun, mengatakan pabrik yang akan selesai pada 2017 ini bakal memproduksi sampai 150 ribu unit mobil pertahun.
"Di pabrik ini, dengan investasi US$ 700 juta kita akan produksi kapasitasnya 150.000 unit/tahun. Dan akan kita tingkatkan terus," kata Feiyun.
Sadisnya lagi, angka 150 ribu unit tersebut dikatakan hanya untuk memproduksi mobil berjenis MPV. Itu tahap awal, karena kedepannya dijanjikan jumlah model mobilnya akan bertambang.
Pertanyaannya, untuk apa kapasitas sebesar itu? Dari besaran itu, lanjut Feiyun, Wuling bakal mengekspor sebagian kecil dari total produksinya ke negara-negara di Asia Tenggara khususnya.
"Kita memang merencanakan untuk ekspor dalam desiain bisnis kami. Secara detilnya belum, tapi paling tidak di tahap awal itu kami akan ekspor 10%," tambahnya.
Hanya sekitar 10 persen untuk ekspor, dan sisanya bisa jadi akan dijatahkan untuk pasar domestik Indonesia. Bisa dibilang ini merupakan langkah percaya diri dari pabrikan Tiongkok berkiprah di Tanah Air.
Dikatakan Feiyun,setelah beroperasi nanti, Wuling bakal memproduksi mobil keluarga jenis multi purpose vehicle sebanyak 150.000 unit per tahun di tahap awal. Secara bertahap, jumlah mobil Wuling yang diproduksi di Cikarang akan terus bertambah.
Bisa jadi belajar dari pengalaman selama ini kalau pabrikan Tiongkok hanya terkesan 'hit and run' dalam menjual produk, maka Wuling sekalian menyiapkan pabriknya, sambil sekalian secara bertahap meluaskan jaringan dealer sebagai ujung tombak layanan aftersales.
Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, ditambah minat yang banyak pada mobil ini, Wuling kemungkinan bisa berjaya di pasar mobil Indonesia. Hanya yang perlu diingat, GM pun yang sempat menghadirkan low MPV plus pembukaan pabrik baru, harus bubar dan berhenti ditengah jalan, karena dari segi produk, Chevrolet Spin kurang mendapat animo masyarakat. (Bagja)