Argentina – Stephane Peterhansel mengantongi gelar juara reli Dakar ke-12 kalinya, setelah mengakhiri etape penutup dari Villa Carlos Paz ke Rosario, Argentina sejauh 180 km, Sabtu (16/1), namun gelar ini harus menunggu hasil protes yang diajukan tim Mini.
Kubu tim pabrikan Peugeot sementara boleh bersuka cita, karena mereka kembali juara reli Dakar lewat Stephane Peterhansel. Peugeot yang kembali ke Dakar tahun lalu setelah absen 25 tahun, terakhir mengukir kemenangan pada 1990.
Namun kemenangan spektakuler ini masih jadi tanda tanya. Pasalnya tim Mini yang merupakan juara bertahan, melakukan protes. Mereka mempertanyakan keabsahan Peterhansel yang mengisi bahan bakar di tempat yang tidak diizinkan pada etape delapan, Senin (11/1).
Saat itu, Peterhansel yang finish di posisi tiga tercepat, mengambil alih pimpinan klasemen dari rekan setimnya Sebastien Loeb.
Menurut direktur tim X-Raid Mini, Sven Quandt saat itu, di buku panduan tertera jelas peraturan pengisian bahan bakar untuk peserta sepeda motor dan quad, bukan untuk mobil.
Nah di etape ke-13 ini, pereli tim Mini melakukan serangan untuk memperpendek jarak dari Peterhansel. Mikko Hirvonen dan Nasser Al-Attiyah naik podium dua dan tiga di belakang pembalap Peugeot, Sebatien Loeb yang memenangkan tahapan penutup ini.
Mantan pereli WRC Mikko Hirvonen yang memenangkan etape 12 hari Jumat, banyak memimpin di etape ini. Tetapi di di garis finish kalah cepat 1 menit dari Loeb yang mengantongi kemenangan keempat pada debutnya di reli Dakar.
Hirvonen memang tidak berhasil menggeser posisi Giniel de Villiers (Toyota) di posisi tiga klasemen akhir, namun peringkat empat adalah yang terbaik buat pereli asal Finlandia itu dalam debutnya di reli Dakar.
Prestasi Hirvonen lebih bagus dibanding sesama pendatang baru yang juga mantan saingan beratnya di WRC, Sebastien Loeb yang berakhir di urutan sembilan.