Jakarta - Salah satu nilai lebih Honda BR-V selain fleksibilitas dan ketangguhannya sebagai mobil kawin silang, adalah harga jual yang ditawarkan. Dengan banderol mulai dari Rp 226 jutaan dan paling mahal Rp 261 jutaan, siapa yang tidak tergiur?
Minimal, orang-orang yang mendambakan sebuah SUV tapi tidak mau kehilangan fungsionalitas sebuah MPV, Honda BR-V adalah jawaban bagi mereka. Apalagi, harga yang ditawarkan tidak semahal SUV dan beda tipis saja dengan MPV.
Honda BR-V ditawarkan dalam empat tipe. Paling rendah, S M/T, ditawarkan dengan banderol Rp 226,5 juta. Sementara tipe E M/T dijual Rp 236,5 juta, E CVT dibanderol Rp 246,5 juta. Tipe tertinggi, Prestige CVT, dihargai Rp 261,5 juta.
"Kita mengerti value for money penting bagi konsumen, karenanya kita berikan harga yang terjangkau untuk BR-V. Harga yang dipatok akan sangat bersaing dan diyakini mendapat respons yang sangat baik di kalangan konsumen," yakin Tomoki Uchida, Presiden Direktur Honda Prospect Motor.
Ini menjadikannya sebagai mobil berjenis crossover pertama yang berharga terjangkau, kalau tidak mau disebut murah. Kalau Fortuner dan Pajero Sport (SUV tujuh penumpang) punya banderol rata-rata pada kisaran Rp 500 jutaan, maka berpaling pada crossover seperti Nissan Juke misalnya, yang kisaran banderolnya pada angka diatas Rp 250 jutaan (mirip dengan banderol tertinggi Honda BR-V).
Atau punya sedikit tambahan uang, yang tadinya untuk membeli Honda Mobilio yang punya banderol paling murah Rp 177 juta dan paling mahal hanya Rp 234 jutaan, namun ingin lebih tangguh. Tentu Honda BR-V boleh saja dibilang membuka segmen crossover murah, yang nantinya bukan tidak mungkin diikuti para pesaing.
Setidaknya, Honda bisa menangkap kebutuhan pasar dan mewujudkannya melalui rekayasa berbagai model dari satu platform yang sama. Pada akhirnya, ketika semua pabrikan masih wait and see, Honda sudah selangkah lebih maju dengan menjadi pionir dalam menawarkan mobil crossover tujuh penumpang berharga murah, Honda BR-V.