Gresik - Produsen yang mensuplai brake pad dan brake lining untuk ribuan model mobil di Tanah Air dan luar negeri, MK Prima mempunyai strategi untuk pemasaran dan kualitas produknya.
Untuk brake shoe, market share MK Prima yakni 50% ekspor, 30 % domestik dan 20% OEM/OES. Sedang brake pad 70% ekpor, 20% domestik dan 10% OEM/OES. Khusus pasar ekspor bahkan ada permintaan yang cukup unik agar sesuai karakter konsumen di negara mereka.
“Tiap negara punya keunikan sendiri,” tutur Hening Laksamana, Presiden Direktur MK Prima di pabriknya di Gresik, Jatim.
Konsumen di Amerika misalnya, menyukai brake pad yang lapisan luarnya dikeraskan dengan cara dipanggang. Jika dilihat memang terlihat seperti digosongkan dengan peranti ala mesin panggang. Gunanya memberi keyakinan kalau resin bahan kampas rem cukup kuat dan sudah dimatangkan.
Bagi MK Prima hal ini diatasi dengan menambah satu proses lagi dalam ban berjalan produksi brake pad tersebut, yakni proses scorching dalam mesin oven sebelum dikemas.
“Sebenarnya dipanggang atau tidak, enggak ada efek dengan break in brake pad,” tambah Hening. Break in adalah lamanya menuju proses bekerja maksimal kampas rem saat pertama kali dipasang.
Konsumen Eropa juga punya karakter lain, meski sudah lolos uji E mark untuk diijinkan dipasarkan, tetap ada permintaan khusus. Misalnya brake pad dipasangi metal tipis di bagian luar brake pad.
Gunanya agar tidak menimbulkan bunyi saat piston kaliper menekan pad. Sehingga dibuatlah peranti tersebut untuk setiap brake pad yang diproduksi. Untuk model tertentu, dibutuhkan sensor yang ditanam pada brake pad sebagai indikator jika sudah tipis.
Jerman yang jadi benchmark juga melakukan pengetesan tidak hanya di mesin penguji, namun juga saat komponen tersebut dipasangkan di mobil yang remnya dibuat. Untuk register pasar Eropa, setiap ada perubahan kandungan atau bahkan pemasok bahan berganti, maka diwajibkan uji ulang lagi untuk dapat E mark.
Luar biasa!