Jakarta - Pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016 yang akan digelar mulai 7 April mendatang hanya tinggal hitungan minggu. Pameran internasional tahunan ini pun tak berhenti untuk terus bereksperimen agar selalu menjadi yang terbaik.
Tahun ini adalah kali pertama IIMS digelar lebih maju, dalam artian tak lagi pada semester kedua seperti tahun-tahun sebelumnya. April dipilih, setidaknya jadi tidak berbarengan dengan pameran GIIAS seperti tahun kemarin.
Kita pun harus lebih dewasa mulai tahun ini. Terlepas dari maha bisnis yang terkandung didalamnya, namun pada ujungnya ada sebuah fakta betapa kaya Indonesia; punya dua pameran otomotif raksasa sekaligus dalam satu tahun.
Jadi mungkin sudah tidak lagi harus meributkan siapa lebih besar, siapa lebih internasional dan tetek bengek lainnya, tidak lagi harus terjebak dengan 'kompetisi semu' yang pada akhirnya menghambat perkembangan industri otomotif nasional.
"Harusnya kita bersinergi, jadi meski ada dua, bukan untuk berkompetisi di dalam negeri, tapi justru kita sudah harus berkompetisi ke luar, minimal tataran ASEAN," komentar Bambang Tri Sulo yang saat ini menjadi Independent Commissioner PT Dyandra Media International di konferensi pers IIMS 2016 hari ini (15/3) di Jakarta.
Karenanya, digelarnya IIMS 2016 untuk pertamakalinya di bulan April dianggap tepat oleh Bambang dibandingkan tahun lalu yang berbarengan dengan GIIAS. Adanya dua waktu yang berbeda antar pameran membuat Indonesia seolah selalu dihangatkan, diramaikan dan diriuhkan sepanjang tahun. Semester pertama ada IIMS, semester kedua ada GIIAS.
Kondisi tersebut baik juga dilihat masyarakat internasional, khususnya para investor. Karena menurut Bambang, pameran otomotif merupakan cermin--sebuah etalase bagi suatu negara untuk dilihat masyarakat internasional.
"Secara general, Indonesia memiliki dua pameran yang sama besarnya. Minimal kita bisa dilihat lebih besar dari pada Thailand," tambah Bambang yang sempat menjabat Ketua GAIKINDO.
Berfikirnya bukan lagi mewah-mewahan di negara sendiri, tapi terkesan 'jago kandang'. Karenanya, agar semakin besar, perlu bersinergi. Dan IIMS pada akhirnya muncul diawal sebagai penginisiasi kebangkitan industri otomotif nasional, khususnya para pabrikan yang berkecimpung di dalamnya.
Mungkin dengan alasan sinergisitas juga yang membuat IIMS 2016 kali ini akan fokus pada penjualan dan merelakan GIIAS mengambil alih urusan pamer konsep dan teknologi otomotif masing-masing merek--sekaligus juga jualan.
"April jadi momentum yang tepat bagi para APM untuk menunjukkan dirinya kembali bangkit dari keterpurukan sepanjang tahun lalu. IIMS (yang digelar April) dapat dimanfaatkan sebagai pemicu kebangkitan industri otomotif," komentar Hendra Noor Saleh, Direktur Dyandra Promosindo.
Hendra yang akrab disapa Kohen ini pun mengungkapkan kalau para APM akan all out untuk memaksimalkan penjualan, tentunya dengan berbagai promo dan kejutan.
Bayangkan, Dyandra Promosindo mencatat saat ini sebanyak 18 merek mobil dan 8 merek sepeda motor--dan semuanya berlomba menawarkan promo menarik!
Seolah menyambut komentar Kohen, Hendrayadi Lastiyoso, Marketing and CR Division Head PT Astra International Tbk - Daihatsu Sales Operation ikut bicara. "Waktunya tepat (April), untuk meningkatkan promosi. Jadi kami akan fokus ke hard selling untuk IIMS, sedangkan GIIAS untuk brand image," ujarnya.
APM pun pada akhirnya tidak bisa menilai mana yang lebih efektif untuk pengembangan bisnis mereka, apakah IIMS atau GIIAS, karena keduanya dianggap sama. Keduanya punya peran dan fungsinya.
"Menurut kami sama saja. Misalkan dari segi jualan. Sekarang kan pasar ternyata masih lesu, disegarkan dengan IIMS, akhirnya ketika semester kedua pasar kembali bergairah, beli kendaraannya kan pasti di GIIAS. Jadi belum tentu IIMS tidak efektif. Masing-masing ada perannya," komentar Karim Rachman, Senior Marketing & Communications Manager Garansindo.
Kalau berfikirnya bagaimana bersama-sama memajukan industri otomotif nasional--salah satu caranya menyediakan jendela untuk dilihat masyarakat internasional, tentu tak hanya keunggulan teknologi dan seberapa canggih mobil konsep yang dipamerkan, tapi juga seberapa besar transaksi yang tercipta akibat dari pameran tersebut.
Nah, keuntungan dari Indonesia, punya dua pameran otomotif besar sekaligus. Bayangkan kalau keduanya saling berbagi peran untuk memajukan industri otomotif nasional.
Jadi, IIMS tidak mengalah, GIIAS juga tidak merasa menang--karena tujuannya pasti sama; masyarakat otomotif Indonesia yang pada akhirnya bersuka cita, dalam setahun ada dua kali 'Lebaran Otomotif'.