Purbalingga- Kualitas knalpot aftermarket buatan Purbalingga, Jateng, sepertinya sudah tidak perlu diragukan lagi.
Hal tersebut dapat dilihat dengan penyebaran knalpot ini yang sudah hampir ke seluruh Indonesia, dan mulai merambah pasar luar negeri baik di wilah ASEAN dan juga Eropa.
Gencarnya rencana Kementerian Perindustrian untuk memperdalam struktur komponen otomotif di dalam negeri ternyata belum ikut memastikan knalpot Purbalingga bisa secara penuh menembus pasar Original Equipment Manufacturer (OEM)?
"Kita masih terganjal hak paten, dan juga alat pendukung industri. Kita berharap pemerintah bisa membantu alat dan dana," buka Uki Basar, owner knalpot Q Power saat dikunjungi tim KUN 2016.
Dengan terkendalanya alat-alat industri tersebut, dan masih banyaknya produksi knalpot yang dilakukan secara handmade atau rumahan maka para pengrajin ini masih belum mampu mengikuti standar kualitas pabrikan, ditambah kendala ketersediaan SDM, dan pelatihan pembuatan knalpot yang sesuai dengan standar pabrikan mobil.
Menyikapi hal tersebut, Agus Purhadi, Kasi Perindustrian Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop) Kabupaten Purbalingga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk setidaknya mempermudah pengurusan dan alat-alat industri yang memadai.
"Kita sedang urus semuanya, biar para pengrajin knalpot mudah mengurus segalanya, baik merek maupun alat industri. Memang sudah ada pihak APM yang menghubungi, tapi belum lolos," tambah Agus.
Meskipun belum mampu menembus pasar OEM, knalpot made in Purbalingga ini telah mampu menembus pasar after market baik lokal maupun luar negeri.
"Saya sih tidak terlalu berkeinginan untuk masuk APM, sebelumnya saya juga sudah pernah pasok produk ke salah satu APM, sekarang sudah tidak," jelasnya.
Meskipun belum masuk ke pasar OEM, namun pria ramah tersebut mengaku tidak pernah kehabisan pesanan baik dari pasar lokal maupun luar negeri.
Bahkan, kapasitas produksinya saat ini mencapai 350 sampai 500 unit perbulan.