Jakarta - Ini model ketiga setelah Active Tourer dan Grand Tourer yang pakai mesin 3 silinder. Tapi ini kali pertama, layout mesin depan penggerak depan dimasukkan ke keluarga BMW yang sudah ada.
Maksudnya, kalau Grand Tourer dan Active Tourer benar-benar dibuat dari rancang bangun sasis baru. Kali ini, mesin berkapasitas 1.499 cc bertenaga 136 dk berkat twin-scroll turbocharger ini diletakkan pada keluarga Sport Activity Vehicle (SAV) yang sudah hadir sejak 2009, yakni X1. Performanya mirip, tapi rasanya berbeda. Bagaimana sisanya?
Fitur
Punya harga jual Rp 659 juta, dengan dimensi mungil, tentu BMW harus menanamkan segudang fitur untuk memanjakan pemiliknya. Makanya, pengendali iDrive berikut seluruh informasi dan ‘mainan’ yang bisa dioprek, relatif sama persis dengan keluarga 218i. Yup, ‘mainan’ karena begitu banyak informasi dan setelan yang bisa diubah dari kenop rotari mungil ini melalui monitor 6,5 inci di dasbor.
Mulai dari melihat perawatan mesin, navigasi, warna lampu ambient di dasbor, seberapa lebar bagasi mau terbuka, berapa besaran torsi dan tenaga mesin, hingga yang sekadar ingin baca-baca buku manual dan perawatan. Serunya, pengaturan jok sudah elektris dan ada memory, termasuk mewah mengingat ini adalah entry level di kelas SUV.
Hanya saja saat di mode Eco Pro, fitur ini akan membuat mesin bekerja seefisien mungkin, yang berarti fitur Auto Start/Stop System akan bekerja sesering mungkin. Masalahnya adalah, sesaat akan mati dan setelah menyala kembali. Getaran dari mesin akan terasa sekali, terutama di bagian kaki dan pedal.
Interior
Kelir two tone di interior pas untuk kaum muda dan bikin lebih terlihat fresh
eksterior
Ban RFT ukuran 225/50 R18 bikin handling terasa asik layaknya BMW RWD
Handling
Bisa dibilang, BMW pintar membuat sebuah compact SUV dengan karakter khas BMW, namun tetap praktis. Walau memang, rasanya akan jauh lebih menarik untuk memakai X1 di dalam kota daripada berpergian jauh. Setir tetap terasa berat seperti keluarga BMW lainnya, pun begitu soal kelincahan di jalan padat. Sehari-hari, OTOMOTIF cukup taruh di posisi Comfort atau Eco Pro, tapi kalau ingin lebih lincah lagi.
Jangan sungkan taruh di posisi Sport supaya karakternya langsung berubah total lebih galak.Terbantu berkat ban RFT (Run-Flat Tyres) berukuran 225/50R18, handling di kecepatan rendah hingga menengah terasa asyik. Tapi begitu mencapai high speed, ciri khas BMW yang terasa berat dan punya traksi berlimpah mulai berkurang.
Performa
Hanya karena beda bodi, makanya performa mesin B38M milik keluarga BMW dan Mini ini punya data akselerasi mirip dengan saudaranya yang lebih dulu muncul. Yang pasti, tarikannya enak untuk pengendaraan dalam kota. BMW tampaknya memang ingin menyasar pengguna baru, yang ingin kepraktisan tapi tetap mendapatkan feel mengemudi ala BMW. Bedanya dengan BMW lain yang gerak roda belakang.
Begitu pedal gas diinjak lebih dalam, terasa dorongan tenaga ada dari punggung. Namun kini, tenaga sebesar 136 dk yang tidak terlalu besar mudah dirasakan di setir. Hampir seperti oversteer, tapi jauh lebih jinak dan mudah dikendalikan. Hasilnya, X1 cukup mencatat waktu 11,5 detik untuk mencapai kecepatan 100 kpj, dan 18 detik untuk mencapai jarak 402 meter.
Akomodasi
Walau terlihat mungil, ini terbukti dari posisi duduk yang rendah, tapi kabin terasa lapang. Memang, tak bisa berlebih alias pas untuk 5 orang. Duduk di depan terasa ergonomis, berkat pengaturan jok elektris dan bahan kulit pembungkusnya terasa nyaman. Berkat tinggi keseluruhan yang bertambah 53 mm. Hasilnya bikin ruang kabin X1 terasa lapang.
Pun ketika pindah di belakang, bangku masih terasa nyaman, karena ruang kaki baris kedua bertambah 66 mm. Walau tak direkomendasikan duduk di bagian tengah untuk perjalanan jauh. Tapi BMW cukup cerdik untuk memanfaatkan beberapa ruang, misal bagasi yang dibuat bertingkat. Bagasi berkapasitas 505 liter, bertambah 85 liter dari generasi pertamanya. Plus masih ada ruang ekstra di bagian bawah lantai.
Konsumsi
Kalau hanya melihat kapasitas mesin yang 1.500 cc, rasanya konsumsi di pengendaraan dalam kota tak terlalu istimewa. Apalagi kalau sering masuk di mode Sport. Digaransi kaki pasti sering gatal ingin injak pedal gas lebih dalam. Makanya, pakai di mode Eco Pro di rute sehari-hari yang beberapa kali kena macet. Hasilnya cukup di angka 1:8,7 liter per km. Namun kehebatan Eco Pro baru terasa ketika diajak cruising 100 kpj dan 60 kpj.
Jalan konstan 100 kpj, mesin hanya berputar di 2.100 rpm dan menghasilkan konsumsi 18,4 kpl (km per liter). Sementara ketika jalan konstan 60 kpj, lebih hebat lagi karena mesin cukup berkitir 1.500 rpm dan mencatat konsumsi 24,4 kpl. Hanya saja, kaki mesti ‘sopan’ karena menginjak lebih dalam sedikit saja. Maka turbo akan ngeboost dan bikin konsumsi memburuk.
Testimoni
Gilang Budiman, 30 tahun, pemilik BMW 325 Ci
Rasa berkendara BMW X1 terbaru tidak sama seperti tipe-tipe BMW X-Series lainnya. Keputusan BMW AG membuat X1 menjadi tarikan depan, menghilangkan ciri khas BMW yang biasanya tarikan belakang. Mungkin X1 diciptakan bukan untuk pehobi BMW, melainkan new comer. Build quality-nya bagus seperti pada BMW umumnya yang sekelas. Materialnya cocok di Indonesia karena tahan dengan iklim Indonesia.
Tidak ada bahan kayak karet yang mudah terkelupas, seperti di generasi sebelumnya. Fiturnya bagus. Auto Start/Stop sangat berguna di Jakarta yang macet, GPS juga. Sayang mesinnya kecil banget 1.500 cc dan hanya 136 dk. Enaknya, kabin depan dan belakang cukup lega. Posisi nyetir juga masih sama seperti BMW lainnya. Yang disayangkan hanya jadi penggerak roda depan dan mesin 3 silinder yang berisik. Sehingga tidak dapat lagi dirasakan kesenyapan kabin khas mobil Eropa.
Data Spesifikasi BMW X1 sDrive18i xLine
Mesin: B38M, BMW TwinPower Turbo, 3-silinder segaris dengan twin-scroll turbocharger, Valvetronic, Double VANOS
Kapasitas: 1.499 cc
Diameter x Langkah: 94,6 mm x 82 mm
Rasio Kompresi: 11 : 1
Tenaga Maksimum: 136 dk @ 4.400 rpm
Torsi Maksimum: 220 Nm @ 1.250 rpm
Transmisi: Otomatis 6-percepatan dengan Steptronic
Dimensi (p x l x t): 4.439 mm x 1.821 (2.060)* mm x 1.612 mm *lebar dengan spion
Wheelbase: 2.670 mm
Ground Clearance: 183 mm
Radius Putar: 11 m
Sistem kemudi: Electric Power Assisted Steering dan Servotronic Variable Sport Steering
Suspensi Depan: MacPherson Strut dengan Per Keong
Suspensi Belakang: Multi-Link Axle dengan Per Keong
Rem Depan/Belakang: Cakram Ventilasi/ Cakram Ventilasi dengan ABS, CBC (Cornering Brake Control), DBC (Dynamic Brake Control), ADB (Active Differential Brake), DSC (Dynamic Stability Control) & DTC (Dynamic Traction Control)
Ban: Bridgestone Turanza T001, 225/50R18
Kapasitas Tangki: 61 liter
Berat Kosong: 1.430 kg
Harga: Rp 659.000.000 (off the road Jadetabek)
Data Test BMW X1 sDrive18i xLine
Akselerasi
0 – 60 kpj: 4,9 detik
40 – 80 kpj: 5,2 detik
0 – 100 kpj: 11,5 detik
0 – 201 m: 11,7 detik; kecepatan 101,2 kpj
0 – 402 m: 18 detik; kecepatan 127,2 kpj
Konsumsi (liter:km)
Dalam Kota: 1:8,7
Luar Kota: 1:10
Konstan 100 kpj: 1:18,4 rpm 2100
Konstan 60 kpj: 1:24,4 rpm 1500