Tahukah Anda bahwa solar di SPBU sudah menggunakan 20 persen minyak nabati. Dan tahukah Anda kita sebaga negara yang paling pertama terapkan ini secara massal.
Demikian pertanyaan Mia Krishna Anggraini, koordinator Product Development Specialist PT Pertamina Lubricants saat presentasi pelumas Meditran SX Bio di Jakarta (27/6).
Menurutnya, kondisi ini sama saat Indonesia mengkonversi gas dari 12 kg jadi 3 kg karena pertama kalinya dipakai secara luas.
“Begitu juga dengan bio (minyak nabati). Jadi negara lain wait and see, ada masalah apa enggak?” tuturnya.
Menurutnya, pemakaian minyak nabati berbahan baku sawit 20 persen (B20) Indonesia yang tertinggi di dunia.
“Kita yang tertinggi di dunia, negara lain paling rekomendasi maksimal B10. Terakhir saya ketemu kawan-kawan, mereka bilang kami mau lihat dulu. Indonesia sukses enggak. Kalau indonesia sukses mereka mau pakai,” paparnya.
Sebagaimana diinfokan sebelumnya, sejak 2016 ini untuk sektor transportasi sudah memakai 20 persen minyak nabati sawit.
“Di PLN sudah pakai 30 persen. Ini yang pertama di dunia. Pakai bahan bakar bio setinggi ini, khususnya minyak sawit. Karena di eropa ada beberapa pembangkit listrik pakai B100 tapi tidak pakai kelapa sawit,” ucapnya.
Bahan bakar bio merupakan minyak nabati laiknya minyak gorang yang kita konsumsi. Minyak goreng ini diesterifikasi jadi FAME atau Fatty Acid Methyl Esther.
“Jadi basisnya minyak goreng. Hasil esterifikasi ini jadi punya karakteristik kaya bahan bakar,” terang Mia.