Tapi di scanner terbaca ada penyesuaian timing pengapian. Itu bikin power mesin ngedrop,” ungkap Theodorus Suryajaya atau yang akrab disapa Teddy dari Rev Engineering.
Di atas alat ukur Dastek Dynamometers itu, juga terbaca penyesuaian timing saat pakai Pertalite. Namun power mesinnya lebih baik dari saat pakai Premium. Kalau dilihat, torsi terbaiknya ada di kisaran 4.000 rpm, namun tenaga maksimalnya baru terasa di putaran mesin 6.500 rpm. Fungsinya, torsi akan lebih terasa saat di rute macet-macetan atau tanjakan.
Coba saja bermain di rentang 4.000 rpm tersebut. Namun tenaga lebih terasa kalau misalnya melalui jalur panjang seperti jalan tol. Hanya saja, karena mesti banyak bermain di putaran mesin tinggi, sekitar 6.500 rpm. Tentu efeknya konsumsi akan lebih boros.
Torsi (Nm)
Rpm Premium Pertalite Pertamax
2.500 98.9 102.3 105.1
3.500 123.7 130.0 130.0
4.000 129.4 133.2 135.0
…
6.500 112.3 114.6 117.1
Power (dk)
Rpm Premium Pertalite Pertamax
2.500 34.7 35.9 36.9
3.500 60.8 63.9 63.9
4.000 72.5 74.8 76.1
…
6.500 102.5 104.6 106.9
Nilai Ekonomis
Dengan hasil pengetesan konsumsi bahan bakar, bisa dihitung berapa banyak kira-kira kebutuhan BBM selama perjalanan. Dari hasil tersebut, juga bisa dihitung berapa Rupiah yang dikeluarkan. Data perhitungan yang digunakan adalah harga bahan bakar di Jakarta. Pada bahan bakar jenis Premium Rp 6.450, Pertalite Rp 7.100 dan Pertamax Rp 7.550.
Ternyata, walau sekilas harga belinya jauh lebih mahal. Tapi karena angka konsumsinya lebih irit. Pengeluaran total pakai Pertamax untuk ke luar kota malah bisa lebih sedikit loh. Selengkapnya lihat tabel ya.
Harga/L Konsumsi Jarak Kebutuhan Total
(Rp) (km/l) (km) (liter) (Rp)
Premium 6.450 11 550 50 322.500
Pertalite 7.100 13 550 42,3 300.330
Pertamax 7.550 14 550 39,2 295.960