Jakarta - Mengikuti tren mengejar layar besar dan koneksi HDMI, Honda rela membuat perubahan tidak biasa pada head unitnya Sebelum diresmikan pada IIMS (Indonesia International Motor Show) 2016, beberapa gambar Honda Jazz minor change sempat terkuak di dunia maya. Seakan tidak ingin percaya, OTOMOTIF kaget dengan bentuk head unit yang digunakan. Mengapa?
Berbeda dengan HU Double-DIN JVC yang dulu digunakan, versi terbarunya justru terlihat keluar dari frame piano black yang digunakan. Hmm, apakah modelnya motorized, bisa dikeluar-masukkan secara otomatis atau mungkin menyimpan keunggulan lain? Kami mencoba setiap fitur pada HU dan sistem hiburan kabin keseluruhan New Jazz RS. Menjadi penting karena HR-V 1.8 Prestige dan New City kini juga mengadopsi HU yang sejenis. Apa kelebihan dan kekurangannya?
Desain
Sebenarnya, bentuk ‘nongol’, tidak menyatu dari frame seperti ini bukanlah hal baru. Desain seperti ini sudah banyak diterapkan pada beberapa mobil mewah, seperti Audi A4, Q7 atau Mercedes-Benz C-Class dan A-Class terbaru. Sayangnya, penerapan di frame Jazz yang rata justru kurang cocok.
Bukan hanya ‘nongol’, HU yang muncul keluar juga berukuran lebih besar dibanding lubang yang disediakan frame, seperti melihat LCD TV raksasa yang digantung di tembok. Simply said, penerapannya bak tablet style goes wrong. Menelaah alasannya, jenis ini digunakan untuk memasukkan ukuran HU yang memiliki layar 8 inci, sedangkan frame aslinya hanya muat model Double-DIN 7 inci.
Sayangnya, penggunaan resolusi 8 inci juga tidak dimaksimalkan, karena resolusi layar yang cenderung rendah dan tidak ada pengaturan tilting angle, sehingga sangat mudah terpapar sinar matahari. Juga bukan kerapian yang kami harapkan dari Honda, input kabel HDMI, USB dan AUX semuanya terpapar di samping HU, bukan disembunyikan di bawah fascia tengah seperti pada CR-Z.
Pemakian
User interface yang disediakan HU terbaru ini cukup familiar, ternyata menggunakan sistem operasi yang sama seperti pada Honda BR-V dan Grand New Toyota Veloz. Penggunaan perangkat lunak dengan layar sentuh resistifnya cenderung simpel dan cepat untuk dioperasikan, meski tampilannya terlalu sederhana.
Untungnya, Honda masih menyisipkan tombol fisikal untuk pengaturan volume, home dan back, sehingga tidak terlalu mengalihkan perhatian ketika mengemudi. Hanya tersedia satu slot USB di samping, sedangkan slot CD bersembunyi di balik layar yang perlu diangkat secara manual. Media yang bisa dimainkan lumayan banyak, termasuk DVD, USB flash drive, iPod dan Bluetooth.
Anehnya, meski dapat memutar film dari DVD, tetapi memasukkan film berformat .mp4 ke dalam USB justru tidak bisa terbaca, alias USB hanya bisa digunakan untuk menyetel musik.
Kualitas Suara
Bila pengaturan suara pada HU Jazz JVC KW-V10H4 termasuk detail, pada HU ini justru sederhana. Equalizer yang tersedia untuk diubah hanya treble, mid dan bass. Di tab sebelahya terdapat pengaturan tambahan bertuliskan “DSP”, yang isinya pre-loaded EQ berupa Jazz, Pop, Rock, Classic dan Off.s
Berkonsultasi dengan Eddie Soesanto, owner gerai audio Cartens Autosound di ITC Fatmawat. Kualitas suara yang dihasilkan pertama diukur RTA dalam keadaan default pada berbagai kondisi seperti respon direct, respon 1-channel sebelah kanan dari posisi dengar dan respon stereo.
“Dalam keadaan bass, treble dan mid tidak diubah suaranya agak menyebar atau tidak ada fokus. Tweeter dan mid tidak koheren, mungkin karena sound processing dari head unit atau placement speaker,” jelas Eddie. Dengan pengaturan dioptimalkan, yaitu bass +3, mid +2, treble +3 dan titik fokus dimajukan dua titik ke depan dan satu titik ke kiri, berikut komentar instalatur ternama tersebut.
“Terdapat frekuensi ‘kopong’ di sekitar 100-500 Hz dan tidak bisa kita hilangkan dari EQ di head unit. Kalau midnya kita terlalu push, vokalnya jadi terlalu mencekek. Untuk bass setelah dimaksimalkan juga masih kurang kuat, sedangkan pengaturan tweeter termasuk baik,” tambah Eddie.
Lalu bagaimana jika sistem standar ini ingin lebih dimaksimalkan? Penggantian speaker tentu disarankan. “Sebaiknya dibuatkan dudukan tweeter baru yang ada di dekat kaca blind spot pilar A, karena penempatan di ujung membuat suaranya kurang koheren,” tutupnya.
Mirroring Via HDMI
Selain untuk ukuran layar yang lebih besar, penggunaan HU ini pada Jazz terbaru juga dimaksudkan untuk memasukkan fitur screen mirroring via kabel HDMI. Konsepnya simpel, cukup gunakan kabel khusus tersebut yang disambungkan ke smartphone berbasis Android, maka layar dari smartphone akan terproyeksikan sama persis di layar 8 inci HU.
Sayangnya, penerapannya jauh dari simpel. Kabel yang digunakan saja cukup sulit dicari. Penggunaan HDMI to micro HDMI hanya support di sangat sedikit tipe smartphone, biasanya hanya tablet. Untuk support ke smartphone yang lebih umum, dibutuhkan kabel HDMI to MHL.
Tidak semua smartphone men-support MHL. Bahkan dari beberapa yang OTOMOTIF coba, hanya 1 dari 6 smartphone yang berhasil, yaitu Samsung Galaxy S5 yang perlu ditambahkan 5 to 11 pin adapter lagi. Ketika mirroring berhasil, resolusi yang ditampilkan di layar tidak setinggi pada smartphone.
Pengoperasian juga masih dilakukan dari smartphone, sehingga sangat mengurangi kepraktisan. Namun fitur ini cukup berguna jika ingin menonton video dari YouTube atau yang sudah disimpan secara manual. Suara juga otomatis keluar dari speaker via kabel HDMI.