Susah Mengerem Di Permukaan Licin, ABS Ternyata Krusial

Fransiscus Rosano - Sabtu, 3 September 2016 | 10:03 WIB

(Fransiscus Rosano - )

Shizuoka - Jadi salah satu bagian dari active safety (baca beda active safety dan passive safety di sini), ABS atau Anti-lock Brake System berfungsi sesuai namanya, yaitu agar rem tidak sampai terkunci hingga roda kehilangan traksi.

OTOMOTIFNET.COM pun diberi kesempatan untuk menguji salah satu sistem keamanan aktif yang paling common di Indonesia ini, ketika mendapat undangan dari Toyota Motors Asia Pacific (TMAP) untuk kembali memulai regional safety campaign.

Kami mencoba fitur ABS ini menggunakan Crown Majesta Hybrid, sedan flagship Toyota yang menggunakan mesin berkapasitas 3.500 cc dan motor listrik.

Asiknya, mobil kami jalankan di sirkuit ‘Short Circuit’ di Fuji Speedway, Jepang.

Cara kerjanya, sensor ditempatkan pada rem di masing-masing roda. Bila terdeteksi ban mengunci, maka sebuah pompa akan merilis tekanan rem tersebut, kemudian mengisinya lagi dan mengulang proses ini dalam hitungan milidetik saja, sehingga tekanan rem paling optimum akan diterima.

Mobil dijalankan di atas permukaan sejenis ubin yang terus dibasahi secara konstan untuk mengeset traksi ke level minimum, lalu kecepatan mobil dinaikkan hingga 40 km/jam.

Dengan ABS, manuver mendadak setelah menginjak rem masih memungkinkan

Kemudian instruktur meminta kami menginjak penuh pedal rem. Bahkan dengan ABS, berhenti pada permukaan yang sangat licin ini terasa sangat sulit dan membutuhkan jarak lebih dari 10 meter.

Namun cerita akan berbeda tanpa ABS karena mobil akan terus meluncur ketika ban terkunci di permukaan tersebut.  
 
ABS juga berfungsi jika setir dibelokkan setelah rem total, mobil masih akan bermanuver sesuai putaran setir, sedangkan tanpa ABS mobil akan terus melaju lurus karena ban yang dibelokkan tidak mendapat traksi.