Komparasi Renault Kwid vs LCGC

Parwata - Rabu, 9 November 2016 | 08:21 WIB

(Parwata - )

Kedatangan Renault Kwid diharga yang tak disangka dapat bersaing dengan kelas LCGC sangat tidak terduga, bagaimana hatchback Perancis ini bersaing dengan mobil low cost?

Jakarta - Pertengahan bulan Oktober lampau jadi salah satu momen yang mengagetkan bagi dunia otomotif di dalam negeri. Sebuah merek dari Perancis meluncurkan crossover mungil dengan price tag luar biasa terjangkau, Rp 117,7 juta saja! Meski Renault tidak mau menyebutkan Kwid-nya adalah LCGC (low Cost Green Car), tidak bisa dipungkiri harganya sangat menyerempet LCGC.

OTOMOTIF pun tertarik untuk membandingkan Kwid dengan pesaing yang memiliki harga mendekati, namun dengan varian yang lebih spesifik. Mengapa? Alasannya, range harga ini sangat price sensitive, alias perbedaan harga Renault Kwid Datsun GO Panca T-Active Daihatsu Ayla M Sporty Honda Brio Satya E Toyota Agya G Suzuki Karimun Wagon R GX sedikit saja dapat membuat para konsumen berpaling.

Karena itu, kami memilih pesaing LCGC seperti Toyota Agya E, Daihatsu Ayla X, Suzuki Karimun Wagon R GL dan Datsun GO Panca yang cenderung lebih terjangkau serta Brio Satya S yang merupakan LCGC termurah Honda. Apakah usaha PT Auto Euro Indonesia mengimpor Kwid dari India benar-benar dapat mengancam LCGC? Atau subsidi dari pemerintah Indonesia tetap membuat ‘proyek mobil low cost’nya diunggulkan? Simak detailnya di komparasi dalam segi desain, mesin, fitur, safety, kenyamanan, akomodasi dan harga berikut. • Tim OTOMOTIF

Desain

Selain paling fresh from the oven, Kwid juga punya keunggulan desain tersendiri dibanding semua pesaingnya. Ya, tidak ada lagi kontender LCGC yang memiliki tampilan ‘Tough SUV Look’ dengan skid-skid plastik yang bertebaran di seluruh bodi sepertinya. Belum lagi, detail seperti desain rumah foglamp 3D dan lampu sein di overfender depan makin memeriahlan tampangnya.

Sayangnya, penggunaan pelek-ban 155/80R13 terlihat berlebih tipis dari belakang, apalagi model buritan yang cenderung ‘nungging’ dan lebih terlihat dibanding Datsun GO. Dan checquered flag di samping juga mungkin bukan selera setiap orang. Paling tidak, itu tetap membuatnya stand out dibanding versi facelift GO Panca yang baru diluncurkan di GIIAS lalu.

Perubahan sangat minim seperti warna baru Ruby Red dan antena radio di atas jendela depan sulit untuk mendongkrak tampilan aslinya dari tahun 2014. Untungnya, memilih varian T-Active yang lebih murah Rp 7 jutaan dari Kwid dan setiap pesaing lainnya, Datsun masih berbaik hati memberikan aero kit dan cover spion warna silver.

Namun bagi yang sedikit menginginkan rasa mewah dengan foglamp harus puas dengan bumper depan yang bagian bawahnya rata. Sedangkan bagi yang lebih senang disangka membawa mobil dengan satu kelas di atasnya, Brio Satya facelift akan selalu memuaskan karena tampangnya yang minim perbedaan dengan Brio RS.

Perubahan terbarunya pun membuatnya makin mirip Mobilio dengan bumper depan hingga lampu belakang baru. Sayangnya, varian S ini harus puas dengan pelek kaleng 14 inci berdop dan absennya foglamp. Sesuatu yang tidak perlu dikhawatirkan jika anda memilih Daihatsu Ayla tipe X dengan aksesori serba krom, pilar B sudah dihitamkan dan pelek alloy 14 inci.

Untuk Toyota Agya, dari luar akan tampil lebih basic dibanding Ayla X karena tipe E ini merupakan varian terendahnya. Paling tidak pelek kaleng sudah ditutupi wheel cap, sayangnya beberapa part seperti pilar B sewarna bodi dan pilar di interior yang tidak dilapisi plastik lagi seakan memaparkan kesan murah.

Tabel Spesfikasi

Mesin

Bila mengincar mesin paling refined, Honda Brio Satya jelas jadi clear winner di kategori mesin ini. Alasannya, mesin L12 yang diusungnya jadi satu-satunya yang memiliki 4-silinder ketika yang lainnya hanya punya 3, juga dengan sistem variable valve i-VTEC saat yang lainnya belum ada.

Otomatis, getaran pun lebih minim serta mesin juga terasa lebih refined. Bahkan berbicara output-nya, mesin berkapasitas 1.198 cc ini memiliki angka paling besar yaitu 88,7 dk, alias lebih besar sekitar 20 dk dari kedua terbaik. Namun soal torsi, mesin HR12DE milik Datsun GO yang diturunkan dari Nissan March punya angka yang tidak terpaut jauh, yaitu 104 Nm sedangkan milik Brio 110 Nm.

Meski begitu, jangan lupa mesin yang sama dengan Nissan March ini memiliki beberapa faktor cost down untuk menjaga harga Datsun tetap kompetitif, sehingga getaran tidak natural 3-silinder menjadi lebih terasa, apalagi tiap silindernya perlu membakar volume bahan bakar terbanyak dibanding pesaingnya.

Sedangkan Kwid, Agya, Ayla dan Karimun Wagon R, semuanya menggunakan mesin berkapasitas 1.0 L (999 cc dan 998 cc) 3-silinder. Semua output-nya pun berkisar di 64-67 dk sehingga tidak akan berbeda signifikan, kecuali memperhitungkan bobot bodi untuk power to weight ratio. Untuk momen puntir, Kwid dan Karimun Wagon R berdempetan di 90-91 Nm, sedangkan Agya-Ayla yang bermesin kembar 1KR-DE juga berdekatan di 85-86 Nm.