Riding Position dan Handling
Skutik dengan dua roda di depan sudah biasa melaju di Eropa, ada Piaggio MP3 series, Gilera Fuoco 500 atau Peugeot Metropolis 400i. Semuanya berukuran besar, sedang Tricity hadir dengan desain paling ramping. Sesuai namanya ‘tri’ untuk tiga roda dan ‘city’ mewakili kemudahan berkendara di jalanan perkotaan yang padat. Yuk coba rasakan.
Tinggi jok 780 mm masih cukup bersahabat untuk postur tester 168 cm. Joknya tebal dan lebar juga ada tonjolan penahan tulang belakang. Pijakan kaki pengendara untuk ukuran sepatu 42 masih lega.
Posisi setang tinggi namun menekung ke belakang, jarak dengan spidometer jadi terasa jauh. Pada braket setang terdapat karet peredam yang fungsinya mengurangi vibrasi, namun justru membuat setang menjadi tidak rigid. Setang jadi terasa bergoyang ketika melewati jalan tidak rata seperti garis peredam kejut atau jalan rusak.
Handling-nya? Ternyata lincah dan mudah dikendalikan. Seperti tidak ada bedanya dengan skutik lainnya, ketika menikung kencang dan berpindah arah juga terasa ringan. Menikung patah atau putar balik di tempat sempit mudah saja.
Lalu bisa miring seberapa rebah saat menikung? Ternyata indikatornya ada pada standar tengah yang selalu lebih dulu bergesekan dengan aspal, padahal yakin masih bisa rebah lagi hehe..
Hal yang menarik lainnya adalah soal stabilitas, dua roda di depan membuat cornering lebih mantap karena roda depan selalu ngegrip. Satu roda kehilangan traksi, roda yang lain masih siap menopang.
Mengimbangi motor saat berjalan pelan juga terasa kokoh, kaki bisa tetap di atas dek tanpa perlu turun. Ketika dihantam side wind seperti ketika melintasi jembatan juga enggak goyang, arah motor enggak bergeser layaknya skutik dua roda.
Soal kenyamanan juga oke. Getaran di roda depan selain diredam oleh empat sokbreker, juga berkurang berkat Parallelogram Link, sehingga goncangan sampai ke tangan atau kepala sangat minim. Penyebab lain adalah ketika salah satu roda masuk lubang, roda yang lain tetap menjaga level motor tetap stabil. Makanya melibas lubang kecil sih hampir enggak terasa!
Yang belakang, karakternya empuk banget. karena terlalu empuk, tester berspesifikasi 57 kg merasa terlalu mengayun. Bahkan saat akselerasi awal suspensi belakang sampai naik turun, sangat terasa saat stop and go di kemacetan. Ketika di macet-macetan, setangnya tergolong lebar sehingga agak sulit untuk selap-selip. Apalagi kalau harus minggir sampai dekat trotoar, ban rawan nyangkut karena lebar.