Jakarta - Reli Dakar disebut kompetisi terberat, paling ganas dan brutal, mengingat beragamnya permukaan trek yang dilalui dan jarak tempuh mencapai 9.000 km. Tak sedikit peserta yang gagal meneruskan lomba, akibat kecelakaan sampai cedera parah, sakit ataupun masalah teknis pada kendaraannya. Di reli maraton ini, mencapai finish saja sudah jadi prestasi tersendiri.
Hebatnya, meskipun dianggap event reli paling berat, tidak sedikit kaum hawa yang mengadu keterampilannya. Setiap tahun reli Dakar diikuti peserta wanita yang bersaing di berbagai kelas. Paling banyak biasanya peserta kategori sepeda motor. Seperti pada Dakar 2017 (2-14/1), setidaknya ada tujuh wanita tangguh di sini. Siapa saja? Fendi/otomotifnet.com
LAIA SANZ #19
Kelahiran Barcelona, Spanyol berusia 31 tahun ini sebagai peserta wanita paling berprestasi di kelas sepeda motor Dakar 2017. Sepak terjangnya di reli Dakar sangat bagus, tidak pernah gagal masuk finish, meskipun pernah kecelakaan hebat dan tangannya cedera pada debutnya di 2011. Sanz selalu meraih gelar juara kategori wanita.
Debutnya di 2011 Sanz menggunakan Honda menduduki peringkat 39. Kemudian pindah ke Gas Gas dan balik ke Honda lagi. Prestasi terbaiknya urutan ke-9 klasemen akhir Dakar 2015 bersama Honda. Sejak 2015, juara dunia enduro wanita 2016 ini bergabung di KTM.
Kali ini Sanz yang mengendarai KTM 450 Rally Replica, menempati posisi 16, melesat satu tingkat di bawah targetnya. Pemilik nama lengkap Laia Sanz Pla-Giribets ini kehilangan waktu di awal lomba, dari posisi 24 merosot ke-26. Dua tahapan sebelum finish ia sempat di urutan 15.
ANASTASIYA NIFONTOVA #59
Pereli berusia 38 tahun ini mengukir sejarah sebagai wanita asal Rusia pertama yang berlomba di Dakar kategori sepeda motor. Menggunakan Husqvarna FR 450 Rally dalam debutnya, ia ada di peringkat 75, tertinggal 17 jam 18 menit 45 detik dari pemenang lomba Sam Sunderland (KTM).
Sebagai rookie, penampilannya cukup memukau. Semula di posisi 130, lalu pada stage 4 menembus di bawah 100 (urutan 91), kemudian maju terus hingga hari terakhir (stage 12) namanya tercantum di peringkat 75. “Saya mengendarai motor sejak usia dini, tetapi pertama punya motor pada usia 6 tahun.
Ketika mengetahui reli Dakar, yang ada di pikiran saya adalah wajah lelah, helikopter, debu di udara, padang pasir tak berujung dan kendaraan yang berbeda berpacu pada kecepatan tinggi,” kenang Nifontova.
Pernah ikut pada 2006, lalu kembali pada 2012. Prestasi terbaiknya peringkat 52 pada Dakar 2015. Rosa Romero Font adalah istri pereli tim Toyota, Nani Roma (juara Dakar dua kali). Memiliki pengalaman reli maraton di Timur Tengah, Spanyol dan Afrika. Bagi wanita berusia 48 tahun ini, bisa menyelesaikan lomba adalah kepuasan besar, sesuatu yang unik. Kemarin, Font yang mengendarai KTM 450, berada di posisi 80, tertinggal hampir 19 jam dari urutan pertama. Sempat berada di urutan 118, ia bisa memperbaiki posisi hingga ke-80 pada stage 11.
ALICIA REINA #346
Pereli kategori mobil dari Argentina ini langsung disambut gembira oleh pendukungnya, ketika finish di ibu kota negaranya, Buenos Aires. Meskipun tertinggal 39 jam 55 menit 46 detik dari sang juara Stephane Peterhansel. Mengemudikan Toyota SW4, Reina berada di posisi 39.
Tidak mudah bagi Reina untuk menjadi pereli wanita di tanah kelahirannya di Catriel. Hingga akhirnya ia bisa beraksi di reli Dakar sejak 2014. Pada Dakar 2017, wanita berusia 43 tahun ini mencari tantangan baru bersama tim Passion Rally. “Di Dakar dapat belajar untuk bekerja sama dan mencoba untuk mengatasi hambatan disposisi terbaik,” ucapnya.
CRISTINA GUTIERREZ HERERO #360
Ikut reli Dakar adalah memenuhi impiannya sejak kecil. Herero terobsesi keberhasilan Jutta Kleinschmidt, satu-satunya wanita yang juara reli Dakar pada 2001 dan satunya-satunya pereli Jerman yang juara di kategori mobil.
Herero yang kelahiran Burgos, Spanyol pada 24 Juli 1991, salah satu rookie di Dakar 2017. Ia serius mempersiapkan diri dengan mengikuti kejuaraan reli di Qatar dan Baja Spanyol. Berada di balik mobil Mitsubishi Proto ARC, Herero finish di peringkat 44 dari semula di urutan 56.
CAMELIA LIPORATI #259
Selalu bergairah, selalu termotivasi. Itulah yang dirasakan Camelia Liparoti dalam mempersiapkan diri ikut Dakar 2017 peserta di kategori quad. Ini partisipasinya yang kedelapan, sejak 2009. Wanita asal Perancis ini mengandalkan Yamaha YFM 700R. “Tahun ini kategori quad menakjubkan.
Dari 37 kontestan, hanya ada dua peserta wanita,” kata Liporati yang awalnya di urutan ke-18 dan berakhir di peringkat 13 mulai stage 10, jauh di depan peserta wanita lainnya, Suany Martinez.
Ia menjadi wanita Bolivia pertama yang berlaga di kelas quad pada reli Dakar 2017 ini. Sekaligus menjadi yang ketiga di keluarganya, mengikuti jejak ayahnya Leonardo Martinez dan saudaranya Diego yang finish urutan 26 di Dakar 2013. Sudah mempersiapkan diri dengan ikut berbagai kejuaraan, sayangnya Suany Martinez hanya sanggup menyelesaikan perjalanannya hingga stage 2. Posisi terakhir ada di urutan 35.
Apapun hasilnya, para wanita reli Dakar 2017 ini sudah menujukkan ketangguhannya.