Ini Bedanya Nyupir di Eropa dan Jakarta

Parwata - Jumat, 17 Maret 2017 | 21:19 WIB

(Parwata - )

Lisbon - Saat memenuhi undangan PT Kia Motors Indonesia untuk mencoba All New Kia Rio, OTOMOTIF langsung berangkat. Selain karena mobil, juga lokasi dan iklim yang berbeda dengan Indonesia. Jelas jadi pengalaman tersendiri. Ada banyak beda ternyata.

Kali ini, kami harus terbang sejauh 16 ribu km dan 18 jam sebelum menjajalnya. Ya, ke negara dengan moto “Esta é a Ditosa Pátria Minha Amada” atau “Ini adalah air tercinta dan penuh kebahagiaanku.” Menunjukkan kalau itu adalah Portugal.

Ada yang beda saat mengemudikan mobil ketika suhu maksimal ada di bawah 15°C. Ketika berpindah-pindah dari Sintra, Alcabideche dan Calcais menggunakan taksi, mematikan AC memang jadi solusi termudah.

Disini kami mengerti kalau mobil Eropa butuh fitur heater. Untungnya, Kia Rio 1.0 T-GDI dan 1.4 CRDi yang kami coba memiliki solusi lebih ideal.

Agar tidak pengap, auto climate control diatur ke 23°C, kemudian heated seat pengemudi dinyalakan hingga level 3, juga heated steering wheel dinyalakan.

Dingin di luar, adem di dalam, hangat di badan, perfect memang fitur yang disuguhkan hatchback kompak Korea Selatan ini!

Rute Long Loop sepanjang 32 km kami pilih. Dari Penha Longa Resort, diarahkan ke Circuito de Estoril.

Sayang, kami tidak diberikan kesempatan mengitari sirkuit yang dibangun pada 1972 dan menjadi monumen kemenangan Niki Lauda di kejuaraan 1984 dan juara perdana Ayrton Senna di F1 pada 1985 tersebut.

Selain itu, pemandangan yang tidak pernah kami temui di Jakarta, adalah ketika melewati hutan di Cabo Da Roca ketika kabut turun hingga memenuhi tiap sudut pandang.

Kurang lebih rute meliuk sepanjang 5,7 km harus dilewati dengan sangat hati-hati karena kabut di sekitar pepohonan yang tinggi. 

Berkendara di Eropa sangat mungkin mematikan fitur AC, kalau di Jakarta sih, AC harus paling dingin. Sano/otomotifnet.com