Jakarta - Jauh sebelum ada program mobil pedesaan, sudah cukup banyak proyek yang mengatasnamakan ‘mobil nasional’ namun gagal ditengah jalan.
Salah satunya adalah Timor, melalui PT Timor Putra Nusantara yang akhirnya disemprit oleh World Trade Organization (WTO) karena dinilai menyalahi regulasi perdagangan multilateral.
Yakni impor kendaraan utuh yang mendapat perlakuan khusus berupa bebas pajak dan bea masuk sehingga dinilai menyalahi protokol industri dan perdagangan otomotif. Bagi WTO, nyatanya ada klausul yang melarang hal tersebut.
Nah, hal ini rupanya sudah dipikirkan oleh Kemenperin melalui IOI. Prinsip mobil nasional tidak bertujuan memonopoli pasar mobil nasional.
Bahkan IOI sudah menjalin komunikasi dengan duta besar dan atase industri otomotif Jepang untuk Indonesia.
“Saya sudah bicara dengan duta besar jepang, serta atase industrinya. Kita juga bicara dengan Jakarta Japan Club, mereka dukung, termasuk penyedian sumber daya manusia, serta resourches. Makanya Toyota akan bantu desain prototype 2B,” jelas I Made Dana Tangkas, Presiden IOI.
Semangat kemandirian melalui mobil pedesaan patut diapresiasi. Nah, mobil pedesaan bakal tampil perdana di gelaran Expo Industri Kreatif Mobil dan Motor di Bali (7-12/03). Ikuti kabar beritanya terus yah.... (Otomotifnet.com)