Eksis Saat Perang Dunia Kedua, Hot Rod Ford Muncul Di Pulau Dewata

toncil - Jumat, 10 Maret 2017 | 14:10 WIB

(toncil - )

Bali - Mobil Ford bergaya Hot Rod modifikasi yang populer dikalangan anak muda era perang dunia ke-2 terpampang dengan polesan warna hitam dengan list merah di ajang otomotif mobil dan motor seni di Bali.

"Kalau yang model Hot Rod saya dapatkan dari temen sesama kolektor dan beli Rp 250 juta dengan kondisi yang sudah jadi," ujar Jos Dharmawan

Jos menambahkan, mesin Ford Hot Rod keluaran 1934 miliknya masih dalam kondisi hidup dan berfungsi sempurna. 

"Kalau Hot Rod kan memang bentuk mobil asal yang dimodifikasi. Beda kalau jenis Rat Rod yang dibangun sampai mirip dengan bentuk mobil yang diinginkan. Hot Rod saya pakai bahan bakar bensin," tambahnya. 

Hot Rod merupakan jenis mobil yang bukan hanya mengedepankan kosmetik penampilan ini juga menekankan pada performa daya pacu yang sangat tinggi.

Gaya Hot Rod yang diaplikasikan dalam mobil Ford 1934 ini tergabung dalam koleksi Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) Bali.

Perjalanan gerak Hot Rod didunia mengalami pasang surut bahkan sempat mati di 1960an akibat hadirnya mobil cepat pabrikan.  

Sementara, Hot Rod diterjang faktor kenaikan harga bahan bakar serta kondisi ekonomi yang akhirnya membuat Hot Rod terpuruk dan tenggelam di awal 1980-an.

Hot Rod lahir akibat pembatasan aturan performa dapur pacu yang sempat dibenturkan bagi pegiat yang menggeluti aliran tersebut. 

Tak pelak, anak muda di California, Amerika Serikat yang terhambat jalur modifikasinya itu memilih putar otak. Melepas komponen yang dianalisa tidak begitu esensial.

Akhirnya muncul angin segar bagi pegiat modifikasi Hot Rod yang terfasilitasi atas keputusan Ford melahirkan produk dengan mesin flathead V8  di 1932. 

Pada tahun yang sama Ford juga meluncurkan model dengan sasis “Deuce” yang mendukung arah ubahan Hot Rod, yakni Ford Model B.

Otomatis mobil itu pun menjadi primadona di kalangan penggemar Hot Rod pada awal era 1940-an.

Berselang beberapa tahun, usai perang dunia ke-2 membawa tiga poin penting untuk pergerakan Hot Rod. 

Pertama, orang-orang lebih bebas mengekspresikan dirinya dan Hot Rod menjadi salah satu medianya sehingga makin banyak pengikut gerakan ini. 

Kedua, inovasi-inovasi yang mulanya ditujukan memenangkan perang dialihkan untuk memajukan sektor lain. Tak terkecuali otomotif sehingga produk mobil yang beredar semakin banyak. 

Ketiga, fasilitas militer yang terbengkalai, seperti lapangan terbang menjadi tempat ideal untuk memacu kendaraan.

Pada masa-masa kejayaannya ini pula lahirlah ikon-ikon baru gerakan Hot Rod.

Pergelaran akbar seperti Hot Rod Exhibition kali pertama digelar pada 1948 dengan mengambil tempat di National Guard Armory, Los Angeles.

Referensi mengenai Hot Rod pun bermunculan yang diwakili oleh lahirnya ‘Hot Rod Magazine’.

Guna membawa aktivitas balapan agar menjadi lebih terarah, terbentuk pula (NHRA) National Hot Rod Association pada 1951. (Otomotifnet.com)