Otomotifnet.com - Selain desainnya, hal terunik lain yang dapat ditemukan di Suzuki Ignis adalah jenis transmisi otomatis yang digunakan.
Disebut AGS atau Auto Gear Shift, pemindah gigi ini punya nama lain AMT atau Automated Manual Transmission. Sesuai namanya, AMT sebenarnya adalah transmisi manual yang dibuat otomatis.
“Penggunaan AGS ini merupakan strategi fitur dari Suzuki, kami percaya transmisi ini sangat diterima masyarakat. Advantage-nya, punya dua pilihan manual dan bisa matic,” terang Donny Saputra, Deputy Automobile Marketing Head SIS.
Sebenarnya bukan hal baru.
Beberapa mobil di Indonesia sebelumnya sudah menerapkan teknologi yang serupa, seperti sebut saja Smart ForTwo, Peugeot 206 & 207, Fiat 500, Proton Savvy hingga saudara Ignis sendiri, Suzuki Karimun Wagon R.
R. Aulia Samiajie, Marketing Product SIS menjelaskan bahwa transmisi ini bisa dikatakan AGS generasi kedua, yang diklaim lebih responsif berakselerasi dibandingkan generasi pertama milik Karimun Wagon R.
Ditelusuri lebih lanjut, unit yang digunakan adalah AMT generasi keempat dari Magneti Marelli.
Meski ‘strategi marketing’ jadi kata yang dipilih, namun alasan penggunaan transmisi yang lebih populer di negara berkembang seperti India ini biasanya tak lain karena nilai ekonomisnya.
Konstruksi jauh lebih ringan dan less complicated dibanding torque converter juga jadi kelebihannya sendiri.
Diklaim Magneti Marelli, penggunaan AMT bisa membantu pengurangan konsumsi bahan bakar hingga 5 persen dibanding M/T.
Tetap saja, klaim Suzuki soal konsumsi bahan bakar Ignis yang dites menggunakan metode BPPT-BT2MP lebih irit yang versi manual. Tepatnya, 23,64 km/liter untuk Ignis M/T dan 23.44 untuk AGS.
Benarkah Lebih Responsif?
Sebut saja unik atau berbeda, yang jelas kata ‘responsif’ jarang dilontarkan ketika mencoba jenis transmisi ini.
Termasuk ketika kami mencoba daftar mobil dengan AMT di atas, juga Karimun Wagon R AGS. Meski begitu, Donny menekankan dimensi dan mesin berbeda dari Ignis akan membuat rasa AGS-nya juga berbeda.
“Dari dimensi kendaraan, kemudian kapasitas mesinnya juga berbeda 1.200 cc sehingga torsi lebih besar yang menggerakkan transmisi ini juga berbeda dibanding Karimun Wagon R,” tambahnya.
Ganti Modul Kopling
Layaknya ketika transmisi kopling ganda diperkenalkan ke mass product seperti Fiesta, wajar jika keraguan soal teknologi ‘baru’ seperti AGS ini memunculkan pertanyaan bagi masyarakat umum. Bagaimana kalau sampai rusak?
“Kalau sampai rusak perlu diganti utuh modul kopling elektroniknya,” jawab Riecky Patrayudha, Service Head SIS.
Soal harga, pihak SIS belum dapat membeberkan berapa yang dibutuhkan bila sistem kopling elektrisnya tersebut mengalami kegagalan. Begitu pula website e-Parts Suzuki Indonesia yang belum mencantumkan harga actuator assy yang jadi part wajib diganti bila terjadi kerusakan AGS.
Dok. Otomotif
Mulai dari detail transmisi, klaim hingga kerusakan, berikut setiap hal yang perlu diketahui soal transmisi AGS Suzuki Ignis
Cara Pakainya
Diklaim Riecky, rasa kikuk yang biasa dialami kebanyakan pemakai karena digunakan layaknya transmisi otomatis konvensional.
“Kalau dari matic ke AGS pasti terasa aneh, tapi kalau dari manual akan terasa sangat nyaman,” tuturnya. Soal nyaman, tentu paling utama karena absennya kopling.
Rasa ‘aneh’ yang dimaksud karena jeda perpindahan gigi yang cukup lama, membuat feel kosong ketika berakselerasi tanpa melepas pedal gas di saat kopling elektronik mengganti giginya.
Juga pada kondisi seperti tanjakan, dimana mobil tidak akan otomatis menahan tak bergerak ketika pedal remnya dilepas.
“Kalau dibiasakan rasanya akan enak. Misalnya, saat gigi akan berganti pedal gasnya dilepas atau ketika tanjakan angkat rem tangan saat berhenti,” tambah Riecky.
Perlu diingat juga, tak ada gigi ‘P’ di AGS, jadi jangan bingung mencarinya ya…