Jakarta - Sudah terbaca sejak akhir tahun lalu, bahwa 2017 menjadi milik LCGC (Low Cost Green Car) yang merajai pangsa pasar mobil nasional. Terbukti, kuartal pertama jualan mobil di segmen tersebut paling moncer.
Berdasarkan data penjualan wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), LCGC terhitung dari Januari – Maret berhasil terjual 64.224 unit. Dibanding periode yang sama tahun lalu LCGC membukukan angka penjualan 41.301 unit, artinya selisih 22.923 unit atau setara 35,7 persen.
Tahun ini pun tampaknya LCGC masih moncer setelah hadirnya sejumlah model pendatang baru. Sebut saja duet Calya-Sigra dan Agya-Ayla terbaru, keduanya menyediakan mesin 1.200 cc. Sebagai gambaran, segmen LCGC tahun lalu berhasil membukukan angka penjualan sebesar 235.180 unit.
Tahun ini menjadi pertaruhan, mengingat segmen LCGC punya 7 model. Diantaranya Toyota Calya, Daihatsu Sigra, Honda Brio Satya, Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Datsun Go dan G+, serta Suzuki Karimun Wagon R.
Hanya bermodal 7 model, LCGC bisa meraup angka penjualan paling signifikan. Bahkan mampu bersaing dengan segmen LMPV (Low Multi Purpose Vehicle), yang telah mengukuhkan angka jualan sebesar 71.986 unit periode Januari-Maret 2017.
Dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 63.015 unit atau selisih 8.971 unit, pertumbuhannya setara 12,4 persen. Nah, berdasarkan perbandingan segmen LCGC dengan LMPV, faktanya LCGC terus memperluas pangsa pasarnya. Yups, bayangkan betapa gemuk segmen pasar LCGC yang hampir sejajar dengan LMPV.
Walau segmen LMPV masih menduduki peringkat teratas, namun LCGC berhasil menempel ketat penjualannya. Nah, bukan mustahil jika LCGC perlahan bisa menyalip jualan LMPV yang pangsa pasarnya dinilai mulai naik kelas, karena positioning harganya yang memang tidak murah lagi. Diam-diam, pangsa pasar LCGC siap menjadi ‘raksasa’ baru. LCGC paling kencang ‘ngegass’, sementara segmen lainnya terlihat langsam. Harryt/otomotifnet.com
Tren ‘Crossover’ Sebagai bagian Inovasi
Belakangan pabrikan mulai cari celah untuk mempertahankan pangsa pasar. Salah satunya adalah beramai-ramai mengusung konsep crossover pada produk terbarunya. Hal ini diakui sebagai bentuk inovasi demi merangkul kembali selera pasar. Alhasil, segmen pasar yang terlihat tak seksi dimata konsumen, bisa kembali dilirik kembali.
Tren crossover diawali merambah pada segmen LSUV dengan hadirnya Honda BR-V dan HR-V 1.5L makin memperkuat pangsa pasar LSUV. Lalu segmen city car, kini muncul Suzuki Ignis yang diklaim sebagai city car bercita rasa SUV.
Selanjutnya, tahun ini juga menjadi tonggak sejarah lahirnya LMPV berkonsep crossover dari Mitsubishi. Nama persisnya masih dirahasiakan, namun bentuknya diklaim pakai semboyan XM Concept.
Toyota Calya – Daihatsu Sigra Sudah ‘Mengacak-acak’ Pasar
Kiprah duet maut Toyota Calya dan Daihatsu Sigra cukup membuat pangsa pasar LCGC terdongkrak. Sejak Juli 2016, keduanya memang telah diincar konsumen yang mendambakan LCGC 7 seater.
Kontribusi Toyota Calya dan Daihatsu Sigra yang dikategorikan LCGC jilid II, mampu menyalip jualan LCGC jilid I. Berdasar data penjualan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), jualan Calya-Sigra selama periode Januari-Maret 2017 mencapai 36.832 unit.
Dibanding jualan LCGC Jilid I (Januari-Maret 2017) yang terdiri dari gabungan 5 merek, sebesar 27.392 unit. Artinya sumbangan duet Calya-Sigra cukup besar, meninggalkan jualan LCGC jilid I yang terdiri dari Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Datsun Go dan Go+, Honda Brio Satya, serta Suzuki Karimun Wagon R.
Secara total, kontribusi Calya-Sigra digabung dengan LCGC jilid I mencapai 64.224 unit. Adapun rata-rata penjualannya masih sama seperti tahun lalu, yakni 8.000-9.000 unit per bulan. Sesuai prediksi Toyota, yang pasang target pada angka tersebut ketika peluncurannya.
“Untuk Calya, di 2016 kemarin rata-rata penjualannya 8000-9000 unit per bulan. Di 2017, kelihatannya hanya berkisar 7.000-8.000 unit saja, karena sudah post launching,” terang Franciscus Soerjopranoto, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM).
Hal senada juga diutarakan oleh Amelia Tjandra, Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor (ADM), bahwa kontribusi Sigra cukup signifikan. Bahkan menjadi volume maker kedua di bawah jualan LMPV. “Pasar LCGC tahun ini akan tumbuh, paling tidak menyamai tahun lalu,” terang Amelia, yang ditemui pada awal tahun ini di sela media gathering.
Fenomena duet Calya-Sigra juga diakui Hendrayadi Lastiyoso, Marketing and Customer Relation Division Head PT Astra International-Daihatsu Sales Operation (AI-DSO). “Kita harapkan tahun ini bisa lebih tinggi lagi,” bebernya.