Jakarta – Platform Mitsubishi XM Concept dipakai Nissan, ongkos produksi bisa hemat 40 Persen. Artinya ketika Mitsubishi XM Concept resmi mengaspal di Indonesia, selanjutnya giliran Nissan yang bisa mencomot model Small MPV ini menjadi penerus generasi Nissan Grand Livina.
Pada tahun 2020, aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi menargetkan 70 persen kendaraannya akan dibangun berdasarkan platform CMF (Common Module Family).
Pendekatan ini diharapkan dapat berkontribusi pada penghematan biaya produksi hingga 40 persen dan biaya pengadaan komponen hingga 30 persen.
Lantas bisakah harga jual small MPV Nissan lebih murah? Sebab biaya produksi sudah tereduksi melalui platform CMF.
Atau bisa juga, walaupun harga jual tidak lebih murah, namun fitur-fiturnya bisa ditingkatkan. Alhasil konsumen bakal lebih diuntungkan.
Sementara itu, PT Nissan Motor Indonesia (NMI) sudah kasih sinyal bakal mencomot XM Concept untuk masuk pada lineup produknya.
Yakni pada pengembangan generasi terbaru dari Grand Livina. Nissan memandang kolaborasi produk dengan Mitsubishi menjadi hal yang sangat realistis.
Eiichi Koito, President Director PT Nissan Motor Indonesia, menegaskan bahwa sharring platform dimungkinkan sebagai bagian dari kesepakatan aliansi global. "Saya menjawab betul ada sharring platform. Tunggu saja," jelas Koito, disela media gathering di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakpus (23/03).
Lebih lanjut, Koito menegaskan sharring platform yang dilakukan bukan berarti menjiplak seutuhnya XM Concept. "Kemungkinan kedepan modelnya disamakan untuk menekan cost produksi. Tapi ada beberapa perbedaan," sambung Koito.
Masih menurut pria yang sebelumnya menjabat sebagai General Manager, Department Global After Sales Planning di Mitsubishi Corporation Jepang ini, sinergi dimulai dari lini belakang terlebih dahulu.
"Kita mulai dari procurement, logistik atau purchasing. Lalu lanjut ke ranah produksi, misalnya mesin, transmisi dan sebagainya. Dengan begitu harga jual bisa lebih kompetitif," beber Koito, yang juga pernah menduduki jabatan Direktur Pemasaran di Mitsubishi Indonesia.
Arsitektur CMF didasarkan pada lima komponen utama yang memungkinkan para insinyur untuk mengganti modul untuk membuat ratusan varian di sebagian besar merek Aliansi.
Aliansi telah mendapatkan manfaat signifikan dari CMF sejak diperkenalkan pada tahun 2013. Renault Kwid yang mulai dijual di India pada tahun 2015, menjadi model Aliansi pertama yang dibangun dengan menggunakan arsitektur CMF-A untuk segmen mobil kecil dan terjangkau.
Tahun lalu, Nissan meluncurkan model Datsun berdasarkan arsitektur CMF-A yang sama di India: Datsun redi-GO. Mobil-mobil ini berbagi lebih dari 60 persen komponen yang sama, namun tetap dapat menawarkan pengalaman merek yang berbeda kepada pelanggan.
Pada tahun 2016, Aliansi menyelesaikan penggelaran seluruh model mobil berdasarkan arsitektur CMF-C/D dengan diluncurkannya New Renault Scenic dan New Megane.
Mobil-mobil aliansi lainnya yang diproduksi dengan menggunakan arsitektur CMF-C/D termasuk Nissan Rogue, Qashqai dan X-Trail, New Renault Espace, Kadjar dan Talisman.
Produksi silang memungkinkan Renault, Nissan dan Mitsubishi Motors untuk memproduksi kendaraan di pabrik masing-masing dan lebih dekat ke tempat penjualan produk tersebut, serta demi meningkatkan pemanfaatan pabrik, sehingga dapat mengurangi biaya.
Mitsubishi Motors diharapkan oleh aliansi dapat memberikan kontribusi di berbagai bidang seperti kendaraan hybrid plug-in, pick-up, truk ringan dan kendaraan sport, serta memperkuat pasar di kawasan ASEAN. (Otomotifnet.com)