Jakarta – Menjajal Mercedes-Benz E-Class memang bikin ‘gagal move on’. Maklum, pada kenyataannya sedan medium mewah ini memang memiliki banyak hal yang selalu menarik untuk dibahas.
Pada event E-Class media test drive bertajuk Intelligent Drive 2017 Jakarta – Bandung (17 -18/7), OTOMOTIF sempat mencoba dua varian E-Class W213 yakni E250 Avantgarde Line dan E300 AMG Line yang keduanya berstatus CKD.
Lalu apa perbedaan kedua varian tersebut mengingat selisih harganya sekitar Rp 200 juta?
(BACA: Menjajal Mercedes-Benz E300, Rupawan Bertenaga Buas)
(BACA JUGA: Ini Empat Mercedes-Benz Untuk Kaum Muda Sukses)
Desain & Eksterior
Sepintas, tidak ada perbedaan desain antara E250 dengan E300. Di eksterior, perbedaan terbesar terletak pada ban dan motif pelek.
Keduanya memang sama-sama memakai pelek palang lima. Tapi, pelek E250 berwarna standar dan E300 berwarna gelap khas AMG dengan model yang bercabang. Diameter pelek, E250 berukuran 18 inci dan E300 19 inci.
Jika jeli, satu lagi perbedaan antara E250 dan E300 di eksterior ada pada airdam. E300 memiliki airdam yang lebih panjang. Makanya jika dilihat sekilas dari depan, E300 tampak lebih ceper dari E250.
Mesin dan Performa
E250 dan E300 menggunakan mesin yang sama, yakni unit berkapasitas 1.991 cc empat silinder dengan turbocharged. Meskipun memakai mesin yang sama, tapi keduanya memiliki output tenaga dan torsi yang berbeda.
Untuk E250, ia memiliki tenaga sebesar 211 dk dan torsi 350 Nm, sedangkan E300 bertenaga 245 dk dan torsi 370 Nm.
Lalu seperti apa karakternya?
Kita mulai dari E250, pada putaran bawah, torsinya justru terasa lebih melimpah dari E300. Pada putaran atas, limpahan torsinya masih tetap terasa walau tak sebesar di putaran bawah.
Besarnya limpahan torsi di putaran bawah selalu terasa di setiap mode berkendara. Bahkan pada mode sport +, dengan sedikit menginjak gas, putaran mesin langsung melonjak. Itu adalah tanda besarnya torsi E250 di putaran bawah.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, di putaran bawah, torsi E300 memang terasa tidak sebesar E250. Tapi lain cerita di putaran atas.
Pada putaran atas, torsi E300 selalu mengalir tanpa henti dan itu berlaku di semuda mode berkendara. Jika melakukan kickdown, saat itu juga tubuh pengendara langsung terhempas ke belakang karena torsi yang besar itu langsung ‘datang’ secara spontan.
Besarnya torsi E300 juga sangat membantu kala melintasi trek menanjak. Ketika OTOMOTIF melewati tanjakan dengan tingkat kemiringan yang cukup tegak, dengan hanya sedikit menginjak gas, E300 mampu menanjak dengan sangat mudah.
Mudahnya E300 dalam melahap tanjakan tentu jadi satu hal yang positif. Karena apabila kita berjalan di rute yang banyak tanjakan seperti di area pegunungan, maka kita tidak perlu sering mengatur gas, dan bisa lebih berkonsentrasi untuk mengendalikan mobil.
Khusus E300, jika anda punya nyali besar dan skill mengemudi yang mumpuni, cobalah untuk menggeber habis E300 dengan mode sport+ karena ini memberi kesenangan berkendara sekaligus memacu adrenalin.
Saat OTOMOTIF mencoba hal tersebut, seluruh tenaga dan torsi E300 keluar. Bahkan ketika gas terinjak kurang dari setengah, E300 sudah mencapai kecepatan 120 km/jam dengan sangat mudah, gak kebayang gimana performanya kalau gasnya diinjak habis.