Jakarta- Melihat dampak kemacetan yang sering terjadi di beberapa stasiun di Jakarta akibat ulah angkot dan ojek online yang ngetem membuat Badan Pengelolaan Transportasi Jabodetabek (BPTJ) meradang.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono menuturkan, selama ini sudah teridentifikasi ada sekitar 17 stasiun yang menyebabkan kemacetan se-Jabodetabek. "Untuk sementara ya, mungkin bisa nambah lagi," kata Bambang kepada wartawan di Stasiun Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (2/8).
Ia mengatakan setelah melakukan cross check ke lapangan ada beberapa stasiun yang menyebabkan kemacetan terjadi karena perpindahan moda penumpang KRL ke moda transportasi lain yang tidak terfasilitasi dengan baik.
"Penumpang berkeliaran di mana-mana mencari angkutan lainnya. Ada angkot, taksi, ojek sehingga mereka melakukan pergerakan sembarangan dan mengganggu aktivitas yang ada seperti mereka nyebrang jalan, nunggu jemputan dan lainnya," ungkap Bambang.
Untuk itu, BPTJ turun tangan melakukan edukasi terhadap para pengemudi angkot maupun ojek online di Stasiun Cikini.
"Hari ini dalam rangka BPTJ sesuai penugasan Pak Menteri untuk mencari solusi mengatasi kemacetan yang terindikasi di beberapa stasiun," kata Bambang.
"Kita bicara bukan punishment tapi edukasi. Kita memberi edukasi sosialisasi dan penjelasan sehingga mereka akan nengerti sendiri. Jadi bukan hukuman. Karena ini saling membutuhkan, jadi kita membenahi manajemennya," tambahnya. (Otomotifnet.com)