Sistem Pembakaran Mesin Diesel Era '80-'90-an Masih Indirect Injection, Ini Perkembangan Selanjutnya

Parwata - Kamis, 16 November 2017 | 07:00 WIB

Mesin diesel Isuzu Mu-X (Parwata - )

Otomotifnet.com  – Perkembangan kemajuan mesin diesel sudah berjalan dari waktu ke waktu dimulai dari sistem pembakaran inderct injection.

"Dahulu sistem pembakaran, mesin diesel ada dua macam, yakni direct injection dan indirect injection,” ungkap Parlin Manurung, Branch Manager Isuzu Astra Biz Centre BSD, Serpong, Tangerang.

Direct injection awalnya hanya digunakan oleh mesin diesel berkapasitas besar, sedangkan indirect injection pada mesin diesel kapasitas sedang hingga kecil.

“Jadi mesin diesel yang masuk ke Indonesia era 80-90-an, masih menggunakan sistem pembakaran indirect injection,” ucap Parlin.

Sistem pembakaran indirect, masih terdapat ruang pusar (swirl chamber) yang digunakan oleh Isuzu Panther di bawah tahun 1995.

Barulah tahun 1995-1996, terjadi peralihan dari sistem indirect ke direct injection.

“Jadi pada sistem direct injection, combustion atau pengabutan di dalam ruang bakar langsung tanpa ruang pusar (swirl chamber),” tutur Parlin.

Sanusi, Workshop Head Isuzu Astra Biz Centre BSD, Serpong, Tangerang, menambahkan, mesin diesel commonrail, tekanan bahan bakar yang dihasilkan sudah bukan kilogram lagi, tapi hitungannya sudah Mega Pascal (Mpa).

"Sehingga tekanan sangat tinggi, pengabutan sempurna, sehingga mendapat kinerja mesin diesel yang maksimal,"

Menurut Sanusi, dengan mesin diesel commonrail, konsumsi BBM jadi lebih efisien, suara mesin lebih halus, dan output lebih besar.

Kenapa bisa lebih efisien?

"Jadi injektornya sudah diatur oleh ECM (Engine Control Module), sehingga pengaturan injeksi bahan bakar lebih presisi dibanding diesel konvensional," kata Sanusi lagi.

Dimana injektor bahan bakar disesuaikan oleh putaran mesin serta injakan pedal gas juga beban mesin.

Namun, apakah mesin diesel commonrail bisa mengalami masalah?

“Mesin diesel commonrail bisa mengalami masalah, jika tidak menggunakan bahan bakar yang berkualitas,” tutup Sanusi.