Perkara Kem Doang, Dari Posisi Terakhir CBR 250RR Ini Bisa Nyalip 25 Pembalap!

Parwata - Rabu, 14 Februari 2018 | 11:35 WIB

Gara-gara Cam, Honda CBR 250RR langsung melejit dari urutan buncit. (Parwata - )

Otomotifnet.com - Pada seri pamungkas Kejurnas IRS 2017 lalu, Yossie Legisadewo pembalap tim Astra Motor Racing Team (ART) menjadi pusat perhatian meski tak podium di sirkuit Sentul, Bogor.

Bagaimana tidak, Honda CBR250RR tunggangannya yang ikut di kelas kejurnas 250 cc mengawali start dari urutan paling belakang yaitu posisi ke-30 dan melintas garis finish di urutan kelima.

Menjelang lap-lap akhir Yossie sempat berada di rombongan depan, buktinya beberapa lap terakhir berada di posisi tiga.

“Hari sabtu gagal finish karena terjatuh, posisi motor sudah maksimal makanya saya berusaha keras di hari minggu meski mengawali start dari paling belakang,” terang Yosie tersenyum.

(BACA JUGA: Fantastis! Modif Satria F150 Fi Habis Rp 130 Juta, Tebak Apanya Yang Mahal )

Usut punya usut, jurus sakti Suhartanto juru kilik dari Pride LTD yang kebagian mengurusi mesin justru menggunakan cam CNC milik BRT.

“Baru ketemu angkanya, enaknya lagi bisa lebih presisi,” ungkap mekanik murah senyum ini.

Cam

Justru di sisa seri terakhir menjadi pembuktian pemilik bengkel Pride kawasan jalan Pahlawan Desa Senja Kec Citeureup, Bogor ini.

Membawa cam khusus yang sengaja dikerjakan pada BRT justru membuat CBR 250 milik Yossie beringas.

“Bagusnya ini cam CNC yang kita bisa pesan khusus sesuai permintaan, maklum untuk motor 2 silinder cam harus benar-benar presisi supaya bisa maksimal hasilnya,” bilang Kupret panggilannya.

(BACA JUGA: Selang Kabel Bisa Bikin Kabel Gas Motor Putus, Kok Bisa?)

Motor Plus/Candra
Cam, rahasia sukses Honda CBR250RR


Kompresi

Mengawal regulasi yang mewajibkan sebagian part harus standar, piston pun sengaja menggunakan bawaan motor.

Untuk kompresinya dibikin 13,2 : 1 supaya lebih tahan untuk 12 lap yang dilakukan ketika race berlangsung.

Part macam klep standard dan throttle bodi pun masih tetap mempertahankan bawaan pabrik tuh, bagi Kupret bawaan motor masih bisa dimaksimalkan tuh throttle bodi beserta injectornya.

“Hanya bermain di kompresi saja, sisanya tinggal setting ECU supaya bisa maksimal lagi,” terangnya.

ECU

Perangkat ini juga terbilang kunci dari kesuksesan tersebut, mempercayakan ECU berlabel Aracer RC2 sudah sangat memenuhi kebutuhan sang mekanik.

Sekedar informasi saja, ECU tersebut memang diperuntukkan CBR 250 cc.

Makanya pemasangan serta penggunaannya membuat mudah mekanik.

“Lebih mudah digunakan, jadi semua hitungan bisa terdeteksi.

Dan kita bisa melakukan koreksi secara detail lagi jika semuanya bisa terdeteksi detail macam begini,” ungkapnya.

Quick Shifter

Mendukung ECU Aracer, Kupret sengaja mengaplikasi quick shifter supaya pengoperasian perpindahan gigi makin sempurna.

Enaknya lagi, quick shifter milik Aracer ini terpisah dan memang diperuntukkan CBR250RR.

“Sebelumnya pakai ECU dari Jepang tapi tidak bisa memaksimalkan quick shifternya, setelah dipadukan dengan ECU Aracer justru makin cocok tuh,” bilangnya sambil senyum senyum.

Motor Plus/Candra
Knalpot menggunakan Norifumi


Knalpot

Bagian yang satu ini termasuk pendorong gas buang yang membuat motor lebih nyaman digunakan, kalau melihat labelnya justru lebih banyak digunakan di balap motocross.

Tapi, justru digunakan di road race yang sengaja dibikin khusus supaya bisa membuat kinerja mesin jadi lebih ringan.

“Mulai dari leher hingga tabung dibikin secara khusus dengan hitungan sesuai kebutuhan balap, awal seri masih belum menemukan settingan yang pas.

Kebetulan seri terakhir ketemu, makanya sempat mencatat time 43,596,” imbuhnya.

Data modifikasi

Sok depan: Showa
Sok belakang: Showa
Ban depan: Dunlop, 110/70-17
Ban belakang: Dunlop, 150/60-17
Knalpot: Norifumi.