Otomotifnet.com - Sebuah tawaran untuk mengeksplorasi Lombok datang dari Joko Prihardian, Sales Manager PT. Duta Intika, main dealer Kawasaki Bali dan Nusa Tenggara.
“Malam minggu besok kebetulan saya ada kopdar sama komunitas di Lombok, kalo mau nyusul saja, pakai Versy-X 250, silakan ambil di Kantor Kawasaki Teuku Umar Denpasar," kata Joko yang terlebih dahulu di Lombok dengan menggunakan pesawat.
Tanpa pikir panjang Otomotifnet.com langsung melakukan persiapan.
Berangkat dari Bali sekitar pukul 22.30 WITA, Otomotifnet.com bersama salah satu rekan dari Bali langsung menuju ke pelabuhan Padang Bai di kabupaten karang Asem.
Dari Denpasar biasa ditempuh dalam waktu 45 menit dengan motor.
Sesampainya di Padang Bai, pemeriksaan petugas sangat ketat di sini.
Mulai KTP, SIM dan STNK juga tak luput dari pengecekan.
Biaya penyeberangan pun harganya bervariasi, golongan 1 seperti sepeda tarifnya Rp 62 ribu, sedangkan golongan II untuk motor di bawah 500cc tarifnya Rp 129 ribu dan di atas itu Rp 250 ribu.
(BACA JUGA: Wuling Siapkan Varian SUV Masuk ke Indonesia, Siapa Yang Nungguin? )
Lama penyeberangan dari Padang Bai menuju Pelabuhan Lembar cukup lama Bro, biasa memakan waktu tempuh antara 5 hingga 6 jam tergantung kondisi ombak.
Momen ini dimanfaatkan untuk beristirahat malam itu.
Mendarat di Pelabuhan Lembar pukul 5.30 WITA, kami berdua langsung menuju ke kota Mataram.
Jarak tempuh hingga ke Mataram kurang lebih 45 menit.
Jalanannya mulus dan sepi banget Sob, gas pol di sini rasanya ngilangin mata ngantuk.
Sesampainya di Mataram, kami langsung menuju Kawasaki Duta Intika Lombok yang berlokasi di Jl. Bung Hatta.
Setelah rehat sejenak, sembari menunggu rekan-rekan dari komunitas Versys-X 250 Lombok.
Ekplorasi Lombok kali ini kita dipandu Paristo Siahaan dan Rudy, keduanya penunggang Versys-X 250 yang cukup hafal medan.
Destinasi pertama kita adalah kawasan Sembalun di Lombok Timur.
(BACA JUGA: Miris, Beli Wrangler Rubicon Pakai Duit Pinjaman, Artis dan Selebgram Cantik Angela Lee Ditangkap)
Perjalanan dari Mataram menuju sembalun bakal menempuh jarak sekitar 80 km. Melalui beberapa desa.
Sebelum memasuki wilayah Aikmel, Risto, sapaan akrab dari Paristo Siahaan menghentikan rombongan di salah satu pengisian bensin terdekat.
"Yuk sebaiknya mengisi bahan bakar penuh di sini, karena habis ini kita masuk wilayah pelosok yang minim menyediakan bahan bakar kualitas bagus," ungkap Pengusaha material kayu furniture ini.
Dari Aikmel kami melanjutkan perjalanan. Setelah beberapa kilometer kami sudah memasuki kawasan Geopark Gunung Rinjani.
Di sini hawa dingin mulai menyapa.
Sepanjang jalur ini hutannya asri dan banyak kera.
Kami sangat menikmati sekali berkendara dengan Versys-X 250 di wilayah ini.
Tak lama kemudian tiba di Pusuk Sembalun, Pusuk dalam bahasa Lombok berarti puncak.
Benar saja ini kawasan tinggi yang hampir selalu berkabut.
Dari puncak sini kami bisa menyaksikan desa Sembalun yang asri, belum lagi di lereng-lereng bukit ditumbuhi bunga edelwiss.
Indah banget Sob!
Namun sayang nih, potensi wisata yang demikian bagus sedikit ternoda oleh beberapa oknum yang sengaja menghentikan kami dan meminta uang sukarela.
Belum lagi pelayanan toilet yang jauh dari kata bersih. Untuk masuk toilet mesti membeli air mineral isi ulang yang dibanderol Rp 5 ribu untuk menyiram.
Moga-moga instansi terkait segera membenahi wilayah ini dan menertibkan oknum-oknum tersebut.
Dari Pusuk sembalun kami berlanjut ke desa Sembalun di bawahnya.
Di sini sedang mengalami perbaikan jalan.
Jadi banyak lumpur mengadang di jalan, di sinilah kami kembali senyum dan bangga mengendarai Versys 250 X di wilayah ini.
(BACA JUGA: Dukun CVT Motor Matik, Modal Rp 250-350 Ribu, Tarikan Ngejambak!)
Sampai di wilayah Sembalun, desa ini terletak persis di kaki gunung Rinjani, desanya begitu asri, banyak tumbuhan khas daerah dingin macam strawberry dan sayur mayur.
Di sini kami singgah sebentar di salah satu restoran paling populer yaitu Rudis Resto.
Pemandangan dari resto ini langsung menatap gunung Rinjani.
Eh..di sini juga menyediakan kamar untuk bermalam lho.. tarifnya sekitar Rp 500 ribu an.
Dari sini perjalanan berlanjut ke Lombok Utara, hingga kami memasuki wilayah Tanjung di Lombok Utara.
Di sini pun sedang musim durian, kami sempat mencicipi beberapa butir di salah satu retoran tepi pantai di Tanjung yang masih masuk Lombok Utara.
Dari Tanjung, kami melanjutkan perjalanan kembali ke Mataram melalui wilayah Malimbu.
Jalanan Malimbu sangat memanjakan kita yang doyan cornering, jalanan berkelok nan mulus di sisi kanan terhampar laut sepanjang jalan.
Tak terasa beberapa kali ujung sepatu menyentuh aspal saking rebahnya, di sini kami kagung atas stabilitas Versys melibas tikungan, tetap stabil walau menikung dengan kecepatan tinggi.
Sampai akhirnya kami kembali ke Duta Intika Lombok, tak terasa kami sudah melibas 200 km mengelilingi separuh Lombok.
Belum puas rasanya. Akhirnya kami berdua kembali ke Denpasar, Bali pukul 20.30 WITA. (Ketut/Otomotifnet.com)