Otomotifnet.com - Water hammer mengintai motor dan mobil korban bencana alam seperti banjir atau tsunami.
Perbaikan motor atau mobil pasca bencana tak bisa menyisakan kekurangan saat pengerjaannya.
Sebab jeroan mesin bisa makin rusak parah dan butuh biaya ekstra untuk memperbaikinya.
(BACA JUGA : Sempat Bingung, Ayah Garap MINI Cooper Untuk Anaknya Seperti Ini)
“Water hammer, terjadi bila air masuk ke ruang bakar dengan kapasitas yang banyak."
"Air tidak bisa dikompresikan, sehingga berbahaya terhadap komponen mesin yang bekerja,” terang Sarwono Edhi, Training Development Analyst PT Astra Honda Motor (AHM).
Air berlebih masuk ke dalam ruang bakar, bikin piston pecah.
Minimal setang piston bengkok.
Ini terjadi saat siklus kompresi, piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMB).
(BACA JUGA : FDR Akan Luncurkan Ban Baru, Salah Satunya Untuk NMAX )
Bila saat siklus kompresi ada air di ruang bakar, piston tertahan air seperti dipalu.
Air yang terkompresi akan seperti besi, bayangkan bila piston beradu dengan besi, makanya dikasih istilah water hammer.
Water hammer terjadi bila air yang masuk terlampau banyak, kalau hanya setetes dua tetes itu enggak masalah.
Paling air akan menguap dengan sendirinya, karena suhu engine bakal lebih dari 100 derajat celsius.
(BACA JUGA : Trauma Gempa Susulan, Warga Bikin Antrean Mobil dan Motor Sampai 5 Jam di Jalur Poso-Palu)
Ada dua kemungkinan air masuk ke ruang silinder.
“Yang pertama dari filter udara. Kedua dari lubang buang alias knalpot,” bilang Edhi.
Makanya, jika motor habis terendam air jangan mencoba dinyalakan.
Sebaiknya bongkar dulu bagian mesin dan pastikan tidak ada air yang terperangkap.