Otomotifnet.com - Banderol resmi All New Honda PCX Hybrid mencapai Rp 40,3 juta OTR Jakarta.
Menurut Thomas Wijaya, Marketing Director PT. Astra Honda Motor targetnya hanya 2.000 unit pertahun,.
PCX Hybrid mulai diproduksi akhir Juni dan dikirim ke konsumen pertengahan Juli 2018.
Yang menarik bagaimana efek teknologi hybrid pada performa PCX. (Aant/Otomotif)
Secara keseluruhan tak ada perubahan desain pada PCX Hybrid dibanding versi CBS atau ABS.
Bedanya pada warna bodi khusus yaitu Hybrid Blue, lampu utama dikasih aksen biru dan lampu belakang juga bening kebiruan.
Plus emblem Hybrid di bodi depan.
Kesannya mewah!
(BACA JUGA: Lirik Lagi Test Ride Yamaha Lexi S, Penasaran Saat First Ride Kini Terjawab)
Fitur & Teknologi
Biar enggak lupa, kita ulas lagi prinsip dasar teknologi hybrid yang dipakai PCX.
Menurut Endro Sutarno, Technical Service Division PT. AHM, sistemnya hybrid paralel atau mesin bakar tetap sebagai tenaga utama dan dibantu motor assist.
Nah motor assist itu memanfaatkan ACG, yang kita tahu sejak PCX pertama pada 2009 (masuk Indonesia 2010), ini merupakan teknologi starter yang digabungkan dengan generator.
(BACA JUGA: Kupas Lengkap, Fakta Test Ride All New Honda Vario 150, Serius Mau Beli?)
Jika dialiri listrik jadi motor untuk memutar dan menghidupkan mesin, tapi kemudian setelah mesin hidup kerjanya diubah jadi generator untuk menghasilkan listrik.
Dari prinsip itu agar mampu memberikan tenaga tambahan, sistem hybrid tepatnya oleh PDU (Power Drive Unit) memerintahkan mengirim listrik dari baterai lithium ke ACG, sehingga dihasilkan tenaga instan.
Agar signifikan maka listriknya harus besar, dipakailah tegangan 48 volt.
Makanya di PCX Hybrid ada 2 sistem kelistrikan, yang standar 12 volt dan khusus sistem hybrid 48 volt.
Tenaga tambahan dari motor assist ini muncul tiap gas dibuka secara spontan atau snapping dan muncul selama 3 detik, sehingga bisa mempercepat akselerasi.
(BACA JUGA: Test Ride New Kawasaki Ninja 650, Moge Yang Ramah Sama Pasar Indonesia)
Pada PCX Hybrid ini ada 3 riding mode, yaitu D, S dan Idling. Menggantinya pakai saklar di setang kiri.
Posisi standar saat kontak on ada di D, yang akan dimunculkan di panel spidometernya.
Panel spidometernya pun beda banget dengan PCX biasa, ada info assist yaitu besarnya tenaga tambahan antara 1 sampai 5 level. Ada pula charge level 1 dan 2.
Juga ada baterai level, menunjukkan isi dari baterai lithium juga 5 level.
Fitur lainnya seperti PCX ABS, ada smartkey, power outlet 12 volt di konsol bawah setang, rem cakram dengan ABS 1 channel, tapi bagasi hanya 23,3 liter karena terpotong baterai.
Riding Position & Handling
Posisi duduk tentu persis PCX biasa, cukup nyaman dengan kaki bisa selonjoran atau menekuk dan setang mudah diraih.
Joknya juga cukup rendah dan ujungnya menyempit, membuat rider dengan tinggi 173 cm bisa menapak sempurna ketika berhenti. Cuma busa joknya sama agak keras.
Handlingnya pun persis kendati bobotnya 136 kg atau lebih berat 4 kg dari versi biasa, tetap terasa ringan dan sangat stabil bahkan hingga ujung standar tengah menggasak aspal.
Performa
Nah ini yang bikin penasaran, bagaimana efek dari kinerja motor assist-nya?
Tekan tombol kontak yang sudah smartkey, lalu putar ke on.
Spidometernya menyala dengan tampilan angka yang tampak mewah dan sangat jelas, karena angkanya besar.
(BACA JUGA: Test Ride Lengkap Yamaha XMAX ala OTOMOTIF, Data Akselerasi, Konsumsi Bensin dan Fitur Unggulan Temukan di Sini!)
Tekan tombol starter dengan sebelumnya menekan rem belakang, maka mesin menyala halus dengan getaran yang minim.
Enggak mau kelamaan, sejak bendera start dikibas langsung entak gas mentok secara spontan, dan ternyata benar assist level langsung menunjukkan level 5 atau maksimal.
Efeknya? Wah terasa ada dorongan spontan selama 3 detik
Terasa banget bedanya dibanding PCX biasa. Ketika sudah jalan, kembali gas dientak ternyata efeknya kembali terasa, cuma enggak sekuat ketika kecepatannya rendah.
Lap berikutnya penasaran bagaimana jika pakai riding mode S, memindahkannya cukup pencet sekali tombol yang ada di setang kiri.
Dan wooooww... torsi 13,2 Nm/6.500 rpm dari mesin ditambah motor 4,3 Nm/3.000 rpm terasa spontan banget!
Seakan badan dijambak! Pantas kalau roda depan gampang terangkat!
Bahkan pada kecepatan lebih tinggi pun efeknya masih lebih kuat dibanding mode D.
Oiya pada mode Idling karakternya persis mode D, cuma ISS enggak bekerja.
(BACA JUGA: Hasil Test Ride Honda CMX500 Rebel Ala OTOMOTIF, Simak Ulasan Lengkapnya!)
Karena penasaran, langsung pasang Racelogic kendati panjang trek terbatas, setidaknya ingin tahu 0-60 km/jam seberapa cepat.
Dan ternyata dari 5 kali run didapat waktu terbaik 5 detik, yang artinya 0,2 detik lebih cepat dari PCX biasa yang 5,2 detik!
Lumayan banget kan? Bakalan kepakai banget saat akan menyalip.
Data spesifikasi:
Tipe mesin: 4 langkah, SOHC 2 klep, PGM-FI, berpendingin cairan, eSP
Kapsitas mesin: 149,3 cc
Bore x stroke: 57,3 x 57,9 mm
Rasio kompresi: 10,6:1
Tenaga maksimal: 14,6 dk/8.500 rpm + 1,9 dk/3.000 rpm (motor)
Torsi maksimal: 13,2 Nm/6.500 rpm + 4,3 Nm/3.000 rpm (motor)
Bobot: 136 kg
P x L x T: 1.923 x 745 x 1.107 mm
Tinggi jok: 764 mm
Jarak sumbu roda: 1.313 mm
Jarak terendah: 137 mm