Otomotifnet.com - Tampil beda, menarik untuk mengeksplorasi All New Honda PCX Hybrid.
Potensi skutik yang dijual Rp 40,3 juta OTR Jakarta ini didukung kinerja dari sistem hybrid yang ditanamkan.
Pengetesan bisa dilanjutkan untuk dipakai harian, diukur konsumsi bensin dan performa mesinnya hingga didyno.Tim OTOMOTIF
Performa
Ini nih pasti banyak yang penasaran, karena sistem hybrid yang ditanamkan difungsikan untuk menambah performa dari mesin 149,2 cc yang diandalkan.
Efeknya?
Ternyata membuat berkendara jadi lebih menyenangkan!
Yup lebih fun to ride dibanding PCX biasa. Kenapa?
Faktor paling menonjol tentu saja setiap melakukan akselerasi.
Seperti saat akan menyalip, keluar tikungan, sehabis melindas polisi tidur atau selepas lampu merah.
Lajunya sangat responsif, dorongan tenaga ke roda belakang terasa padat.
Enak banget, gampang ngacir!
(BACA JUGA: Belum Setahun, CVT All New Honda PCX 150 Bergetar, Ini Obatnya)
Paling menonjol ketika riding mode diposisikan di S atau Sport.
Entak gas sedikit saja maka dorongan tenaga tambahan dari motor assist sudah terasa, apalagi jika gas dibuka dalam maka makin kuat lagi dorongannya kendati hanya muncul 3 detik.
Kelihatannya sebentar, tapi sangat memudahkan ketika menyalip mobil panjang sekalipun.
Dan kalau kurang pun tinggal “kocok” lagi gasnya, maka tenaga instan kembali keluar.
Mode ini cocok banget buat yang agresif dan suka seruntulan.
Bagaimana jika riding mode dipilih yang D atau Drive?
Assist yang diberikan terasa lebih moderat, enggak seagresif S.
Dengan gaya buka gas sama, maka level assist yang diberikan lebih sedikit.
Cocok buat yang ingin berkendara santai namun sesekali tetap perlu akselerasi spontan.
Oiya assist dari sistem hybrid ini paling terasa memang di kecepatan rendah, dorongannya kuat banget kalau dari berhenti.
Lalu masih lumayan di kecepatan menengah dan hanya muncul sedikit di atas 90 km/jam, jika dientak hanya muncul satu level dari 5 level maksimal assist yang bisa diberikan.
Sementara jika berkendara dalam posisi cruising atau konstan dan membuka gas secara perlahan, maka assist dari sistem hybrid tidak keluar.
(BACA JUGA: First Ride All New Honda PCX Hybrid, Serasa Dijambak! )
Spontannya performa PCX Hybrid efek tambahan dari motor assist, bisa juga dilihat dari hasil dyno pakai Dynojet 250i milik Sportisi Motorsport.
Dari mulai digeber spontan ketika kisaran 3.000 rpm torsi langsung terekam di atas 12 Nm.
Kemudian setelah efek assist selama 3 detik langsung anjlok sekitar 11 Nm dan perlahan menurun sampai limiter di 9.600 rpm.
Grafiknya sangat beda dengan PCX biasa, yang dari bawah sampai atas di bawahnya jauh.
Dari hasil dyno juga bisa dilihat jika peak power riding mode D dan S dengan sama-sama langsung digas mentok identik, karena sama-sama langsung dikasih assist 5 level karena bukaan TPS lebih dari 35°.
Mode S dapat 12,26 dk/6.800 rpm, yang D 12,23 dk/6.750 rpm. Sedang torsi S maksimalnya 12,85 Nm/6.800 rpm dan D 12,87 Nm/6.750 rpm.
Sedang PCX ABS cuma dapat tenaga maksimal 11,40 dk dan torsi 11,53 Nm.
Dengan tenaga dan torsi yang lebih besar, maka jangan heran jika akselerasi PCX Hybrid jauh lebih ngacir.
Terbukti dari hasil tes pakai Racelogic. Ambil contoh untuk meraih kecepatan 100 km/jam, Hybrid hanya 15,5 detik.
Beda banget dengan PCX biasa yang 17,2 detik, jadi lebih singkat 1,7 detik!
Lalu untuk menempuh jarak 201 meter Hybrid hanya 11,7 detik, yang biasa 12,3 detik, jadi lebih cepat 0,6 detik.
Oiya buat catatan, ketika mengetes akselerasi ini dilakukan snapping atau kocok gas beberapa kali setiap efek assist 3 detik habis, jadi tenaga terus ngisi sampai finish.
(BACA JUGA: Honda PCX 150 Buat Orang Tua Dipakai Kontes, Dapat Piala!)
Nah itu juga mengapa yang 0-60 km/jam lebih singkat dari hasil saat first ride yang 5 detik sedang sekarang cuma 4,7 detik, karena saat first ride trek lurusnya sangat pendek, jadi bisa keluar maksimalnya assist hanya sekali.
Hanya saja top speed ternyata sama mentok di kisaran 117-118 km/jam saja.
Tampaknya efek dari bagian CVT yang tak ada ubahan, jadi rasio yang dihasilkan maksimalnya sama.
Apalagi bobot PCX Hybrid ini lebih berat 4 kg (136 kg).
Pengisian Baterai
Ada yang bertanya PCX Hybrid ini perlu di-charge tidak baterainya?
Tenang pengisian baterai atau proses charging otomatis berjalan sendiri diisi oleh sistem ACG, jadi bukan di-charge manual.
Dan prosesnya bisa dipantau di spidometernya, tepatnya di bagian charge.
Yang mana terjadi saat stasioner, engine brake dan saat kecepatan tinggi.
Charging tercepat posisi 2 level terjadi ketika engine brake dalam kecepatan rendah.
Pemilihan riding mode dan gaya berkendara, ternyata sangat pengaruh ke besarnya konsumsi baterai lithium yang dipakai pada sistem hybridnya.
Jika pakai S dan sering buka gas spontan, yang berarti dorongan tenaga spontan sering keluar, maka lebih cepat berkurang dan sampai kosong 2 level.
Sementara jika pakai riding mode D rata-rata hanya berkurang 1 level dan kalau santai cruising baterai selalu penuh.
Lebih cepat lagi jika pakai mode Idling, karena saat berhenti mesin tidak mati maka otomatis melakukan pengisian.
(BACA JUGA: Pilihan Sokbreker Aftermarket Honda PCX 150 Lokal, Tergantung Isi Kantong)
Pada PCX Hybrid punya 3 riding mode; D, S dan Idling. Pada posisi D dan S maka ISS (Idling Stop System) otomatis berfungsi.
Sedang di mode off atau Idling, yang mana karakter assist yang diberikan persis D, bedanya ISS tak bekerja.
Nah membahas ISS, di PCX Hybrid ini beda dengan ISS di Vario atau BeAT yang mana baru mati setelah berhenti 3 detik.
Kalau di PCX Hybrid ada kondisi di mana ketika berhenti spontan maka mesin langsung mati, tapi jika jalan merayap perlahan maka butuh 3 detik.
Akomodasi
Enaknya performa terpaksa mengorbankan akomodasi, lantaran bagasi di bawah jok kapasitasnya berkurang kemakan baterai lithium.
Dari 28,8 liter jadi 23,2 liter saja. Masih muat helm sih, cuma terasa lebih sempit.
Sedang di bawah setang masih ada konsol buat menaruh botol yang ada tutup dan juga terdapat power outlet 12 volt.
(BACA JUGA: Pasang Crash Bar di Honda PCX 150, Nikung Kayak MotoGP Bodi Aman)
Konsumsi Bensin
Dengan performa lebih responsif, ternyata konsumsi bensinnya lebih hemat.
Buktinya dengan tester yang sama berpostur 173 cm bobot 63 kg, gaya berkendara tetap agresif hobi buka gas spontan, pakai PCX Hybrid yang diisi Pertamax bisa meraih angka rata-rata 46 km/liter
Sedang PCX biasa cuma 41 km/liter atau lebih hemat 12%. Lebih tinggi dari klaim Honda yang menyebut cuma 2,2% saja.
Kalau bawa motornya halus sih yakin bisa lebih dari itu.
Handling
Karakter berkendara tetap persis PCX biasa, sasisnya rigid ditunjang suspensi yang cukup keras, sehingga buat “rebah” di tikungan anteng banget sampai ujung standar menggasak aspal pun tetap pede.
Kelemahannya ketika menghajar lubang, naik dan turun polisi tidur terasa keras bikin sakit pinggang, apalagi busa joknya juga keras.
Jadi sebaiknya kalau lewat jalan enggak rata pelan-pelan saja.
Enaknya handling juga ditunjang rem yang responsif dan pakem kendati sistem ABS yang dipakai cuma 1 channel khusus roda depan, yang mana tiap bekerja akan bunyi “nguuukkk”.
Bicara bunyi, klaksonnya kurang greget nih, pelan banget!
Kesimpulan
PCX Hybrid ini ternyata menawarkan sensasi berkendara yang lebih menyenangkan dibanding versi CBS atau ABS.
Karena performa jauh lebih responsif, menyempurnakan karakter handlingnya yang stabil dan nurut, juga beragam fitur modern bawaan seperti smartkey dan lampu LED.
Sayang harganya lebih mahal Rp 10 juta dari versi ABS.
Seandainya beda cuma Rp 5 juta, pasti kacang goreng!
Data tes:
PCX Hybrid PCX ABS
Data Tes:
0-60 km/j: 4,7 detik 5,2 detik
0-80 km/j: 8,4 detik 9,4 detik
0-100 km/j: 15,5 detik 17,2 detik
0-100 m: 7,4 detik (@75,5 km/j) 7,8 detik (@73,9 km/j)
0-201 m: 11,7 detik (@90,9 km/j) 12,3 detik (@88,9 km/j)
0-402 m: 19 detik (@105,1 km/j) 19,7 detik (@103,9 km/j)
Top speed di spidometer: 117 km/j 118 km/j
Top speed di Racelogic: 109,1 km/j 111,2 km/j
Konsumsi bensin: 46 km/L 41 km/L