Otomotifnet.com - Di Indonesia terdapat dua jenis transmisi otomatis yang sangat populer dan sering digunakan.
Keduanya adalah transmisi otomatis konvensional dan transmisi otomatis CVT (Continuosly Variable Transmission).
Walau sama-sama transmisi otomatis, tipe konvensional dan CVT memiliki sejumlah perbedaan dasar.
Berikut sejumlah perbedaan transmisi otomatis konvensional dengan CVT.
(BACA JUGA: Menerka Mesin Avanza Terbaru, Tetap Kombinasi 1NR Dan 2NR?)
Transmisi Otomatis Konvensional
Pengikut kubu transmisi otomatis konvensional di Indonesia contohnya adalah Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Mitsubishi Xpander, Suzuki Ertiga, Toyota Kijang Innova, Toyota Fortuner, dan Suzuki Ertiga.
Transmisi otomatis konvensional rasio gigi dibuat oleh planetary gear atau roda gigi planet kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Disebut seperti ini karena kombinasi roda giginya yang menyerupai pergerakan planet dan matahari.
"Satu set planetary gear terdiri atas satu gigi cincin, satu gigi matahari, umumnya 3 atau 4 pinion, dan carrier sebagai pengikat gigi pinion," terang Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel Worner Matic, Bintaro, Tangerang Selatan (2/10).
(BACA JUGA: Avanza-Xenia Baru Pakai Penggerak Roda Depan Atau Belakang?)
Umumnya pada transmisi otomatis konvensional 4-speed terdapat dua set planetary gear yang bekerja sama menciptakan rasio gigi, dari gigi 1, 2, 3, 4 dan mundur.
Ciri kedua adalah transmisi otomatis konvensional bekerja menggunakan torque converter yang bentuknya seperti donat itu.
"Torque converter memiliki peran sebagai pembeda dengan transmisi manual, menjadi koplingnya transmisi otomatis sehingga pengemudi tidak perlu menginjak pedal kopling di transmisi otomatis," lanjut mantan wartawan Kompas ini.
Torque converter memanfaatkan tekanan oli dari valve body yang akan menggerakkan input shaft dari transmisi otomatis yang menggerakkan laju mobil.
(BACA JUGA: Mengenal EGR di Mesin Pajero Sport, Suka Ditutup, Tapi Bahaya)