Fungsinya membaca mobil ketika sedang dalam kondisi menanjak, dengan mengukur distribusi beban pada rem.
Saat di tanjakan, distribusi bobot akan condong ke arah belakang, dan kerja rem belakang akan lebih berat dalam menopang bobot mobil.
“Kondisi ini lah yang dibaca oleh kedua sensor HSA itu,” Rudi Gayadi, Service Advisor Astrido Toyota Pondok Gede, Jaktim.
ECU juga membaca karakter mesin yang membutuhkan torsi lebih ketika sedang menanjak lewat torque sensor.
Kombinasi kerja sensor ini akan membaca ketika mobil sedang menanjak, dan langsung mengaktifkan HSA ketika mobil berhenti.
Sensor kedua berfungsi membaca kecepatan putaran roda atau wheel speed sensor, sehingga akan memberi informasi pada sistem pengereman untuk menunda melepaskan rem selama beberapa detik serta menyesuaikan dengan bukaan throttle diberikan pengemudi.
Sehingga proses mobil berakselerasi setelah berhenti pada posisi menanjak, bisa dilakukan secara halus.
Meski canggih, fitur HSA ini ternyata juga tidak membutuhkan perawatan yang rumit.
“Selama kondisi komponen rem terjaga dan sensor-sensor dalam kondisi baik, maka fitur HSA akan tetap bekerja dengan optimal,” terang Rudi lagi. Tomo / OTOMOTIF
SEJARAH HSA
Meski dikenal sebagai fitur keamanan terkini, sejatinya HSA sudah dikenal di dunia otomotif sejak lama.
Perusahaan Wagner Electric yang pertama kali memperkenalkan fitur HSA ini dengan nama Hill Holder pada awal 1936.
Namun fitur ini tak lama kemudian dibeli oleh perusahaan rem terkemuka asal Amerika, Bendix Brake Company.
Pabrikan mobil pertama yang memperkenalkan fitur ini adalah Studbaker, yang pada tahun 1936 mengaplikasi fitur Hill Holder pada model President.
Kemudian pada tahun 1937, Hill Holder yang diproduksi oleh Bendix dan diberi nama ‘NoRoll’, mulai disematkan pada beberapa mobil premium lainnya di Amerika.