Keempat lampu seinnya sudah LED.
Uniknya flasher-nya berbunyi ‘bip-bip’ seperti bebek 90-an.
Suaranya tidak terlalu lantang, tapi cukup untuk mengingatkan pengendara kalau sein menyala.
PERFORMA
Mesinnya 125 cc dengan bore 52,4 mm dan stroke 57,8 mm. Pendinginannya cairan atau radiator yang letaknya ada di sisi kanan dekat magnet.
Mesin ini memiliki klaim tenaga maksimum 11 dk di 7.400 rpm dan torsi 10,8 Nm pada 5.600 rpm.
Starternya masih dinamo biasa sehingga saat dihidupkan masih ada suara.
Suara mesinnya halus, begitu pula knalpotnya.
Dilengkapi dengan teknologi Smart Motion dan Synerject AGC yang memutus arus spull ke aki ketika akselerasi dan deselerasi, pengisian ketika cruising saja.
Fitur AGC memungkinkan beban mesin berkurang sehingga meningkatkan akselerasi, dan klaimnya dapat menghemat bensin sebanyak 5%.
Hanya sayangnya akselerasi awal perlu membuka gas agak dalam alias butuh putaran cukup tinggi.
Rasanya seperti per kampas kopling terlalu keras, atau jarak antara kampas kopling dengan mangkok kopling yang terpaut jauh.
Kondisi ini jadi merepotkan ketika merayap di kemacetan.
Mesin jadi terus menggerung, gak nyaman dan bikin pegal! Untungnya sih tiap motor melaju bagian CVT halus tanpa ada ‘gredek’.
Kendati akselerasi awal lambat, tapi tengah ke atasnya cukup responsif, jadi kalau ketemu jalan kosong baru enak. Untuk menguji lajunya, tentu juga dites menggunakan Racelogic.
Kecepatan 0-60 km/jam dapat ditempuh 5,8 detik dan 0-100 km/jam 23,3 detik.
Sedangkan jarak 0-210 meter dicapai dalam waktu 12,7 detik.
Catatan itu enggak terlalu buruk sih, karena Honda Vario 0-60 km/jam 6,2 detik. Bicara top speed, di spidometer tertera mentok 111 km/jam dan di Racelogic 108,3 km/jam. Deviasinya sedikit ya!
Data lengkapnya bisa lihat di tabel.