Otomotifnet.com - Sebelum CVT populer, transmisi otomatis pada mobil menggunakan Torque Converter dengan unit hidraulik dan planetary gear set.
Lalu, apa yang membuat para pabrikan mobil hari ini lebih banyak memproduksi transmisi otomatis CVT?
"Kalau dibanding transmisi AT (torque converter), CVT memang lebih halus dan lebih nyaman. Tidak terasa saat perpindahan gigi," jawab Hermas, pemilik Worner Matic kepada Otoseken (06/02/2019).
Hal tersebut terjadi karena rasio transmisi CVT mengandalkan rangkaian dari sabuk baja dengan driver pulley dan driven pulley, tidak ada perpindahan rasio gir seperti pada matik AT.
"Jadi saat mobil digas nanti kedua pulley ini membesar dan mengecil untuk mengatur posisi belt, di situ ada perubahan rasio," ungkap pria ramah berkacamata tersebut.
Dengan kinerja transmisi yang halus dan mengalir, mobil bertransmisi CVT terasa nyaman untuk berkendara sehari-hari di dalam kota.
Namun, di balik nikmatnya CVT yang telah Otoseken jabarkan, ternyata transmisi ini juga menyimpan fakta yang menyeramkan.
"Salah satu kelemahan CVT ya kalau sudah rusak harus ganti semuanya satu bagian belt dan pulleynya," ungkap Hermas.
Meski terdengar seperti mengganti perangkat rusak yang umum dilakukan, mengganti bagian tersebut ternyata harganya cukup fantastis.