Otomotifnet.com - Sistem AC menjadi salah satu hal yang paling penting saat berkendara.
Apalagi di negara beriklim tropis seperti Indonesia.
Namun tak jarang, pemilik mobil melakukan perawatan berkala pada sistem yang satu ini.
“Banyak yang bilang kalau biaya kerusakan sistem AC harganya selangit, ini lantaran kurangnya perawatan berkala, yang menyebabkan kerusakan merembet ke banyak bagian dalam sistem AC,” kata Susanto, penggawang bengkel AC CoolKars di kawasan Gading Serpong, Tengerang, Banten.
Perawatan AC asalkan berkala, dan tidak menunggu kondisi rusak atau tidak dingin, enggak bikin dompet merana.
Nah, salah satu komponen dalam sistem AC yang mestinya masuk dalam komponen yang diganti saat perawatan berkala adalah receiver dryer atau biasa disebut dryer saja.
Receiver dryer sejatinya punya komponen yang terdiri dari filter, desicant, sight glass dan fusible plug.
Komponen ini menjadi tempat penampungan sementara refrigerant sebelum dikabutkan di expansion valve.
Dalam receiver, refrigerant disaring dan dialirkan menuju expansion valve sesuai dengan kebutuhan sistem AC.
Selain berfungi sebagai penyaring, receiver juga bertugas menjadi penyerap udara dan penyerap uap air.
Sebagai penyerap uap air di zat refrigerant (freon), receiver mengandung silica gel atau desicant.
Nah, bagaimana kalau fungsi atau kerja receiver dryer tidak maksimal lantaran terlalu kotor dan lama tidak diganti?
“Banyak efeknya, kotoran bisa saja masuk ke bagian lainnya, indikasinya ada bunga es di bagian katup ekpansi dan evaporator, ini kotoran yang membeku di bagian tersebut,” kata Joko Pratikno, Thermal Network Development, PT. Denso Sales Indonesia.
Ditambahkan lagi, efek lainnya adalah kerja AC yang menjadi kurang optimal atau kurang dingin.
Padahal penggantian receiver dryer termasuk dalam paket perawatan berkala setiap 20.000 km atau 1 tahun.
Kalau Denso, menyebutnya paket Light Service, yang terdiri dari pekerjaan vakum, penambahan oli dan refrigerant, pembersihan kondensor serta penggantian dryer.
“Untuk paket perawatan Denso Light Service, kisaran biayanya di angka Rp 600 ribuan,” kata Susanto lagi.
Enggak mahal kan?
Jadi angan tunggu AC sampai rusak, lebih baik melakukan perawatan berkala. Rendy / OTOMOTIF