Otomotifnet.com - Muncul beberapa waktu lalu, hadirnya Wuling Almaz masih jadi perbincangan di kalangan pebisnis mobil bekas.
SUV asal pabrikan Tiongkok ini diklaim bakal jadi barang incaran saat unitnya sudah masuk ke pasar mobkas.
Senior Marketing Manager WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih, mengatakan, Almaz jadi salah satu produk yang bakal ditunggu-tunggu oleh banyak pemain mobkas.
Bahkan menurutnya, berpeluang menjadi kandidat pengganti Xpander yang dulu dicap sebagai barang 'panas' karena selalu menjadi buruan konsumen mobkas.
(Baca Juga : Beli All New Nissan Livina Dapat Bonus, Diskon Rp 3 Juta Atau Jok Kulit)
"Seperti Xpander dulu, jadi barang panas yang bakal dicari pedagang dan konsumen," ujar Herjanto (17/3/2019).
"Kalau secara desain, mesin sudah turbo, apalagi dengan fitur juga lengkap dan harga tidak overprice seperti SUV lain, Almaz berpotensi jadi kandidat bakal laris juga di segmen mobil bekas," tambahnya.
Herjanto mengatakan, dari segi merek hampir rata-rata pedagang mobkas mengerti soal kualitas pabrikan asal China itu.
Wuling dianggap sebagai salah satu mobil China yang memiliki kualitas cukup baik, bahkan sampai saat ini beberapa produknya pun sulit didapat di pasar mobil bekas.
(Baca Juga : All New Ertiga Hadir Versi Black Edition, Tengok Detail Ubahannya)
Misalnya saja Wuling Cortez, sejak pertama kali muncul hingga saat ini masih sangat sulit dicari.
Sedangkan Wuling Confero saat ini sudah dibuktikan dengan digunakannya sebagai armada salah satu perusahaan taksi.
"Untuk Almaz harus bisa bersaing, kalau masuk pasar bekas di tahun ini harganya tidak akan jauh beda dengan barunya, selisih Rp 15 sampai Rp 20 jutaan, tapi masalahnya kalau di mobkas kita bicara kondisi barang seperti apa," ucap Herjanto.
Sementara itu, salah satu pedagang mobkas di kawasan lain juga menyampaikan hal yang serupa.
Ridwan, pemilik showroom mobkas di Klender, Jakarta Timur, juga mengatakan bila Almaz punya modal kuat untuk bersaing dengan SUV Jepang di pasar mobil bekas.
(Baca Juga : Harga Rolls-Royce Cullinan Susah Diomongin, Yang Pasti Indentnya Lama)
Hanya saja masalahnya masih ada konsumen yang meragukan soal merek, kondisi ini yang membuat sulit menentukan harga.
"Sedikit sulit mengukur harga mobil China, kita bilang barang bagus tapi dikasih harga malah konsumen langsung nawar rendah, kadang melewati modal. Kalau secara produk konsumen sudah banyak yang lirik, tapi masalah brand ini kadang jadi pertimbangan," ucap Halim.